Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Depan, Sidomuncul (​SIDO) Eksekusi Rencana Ekspansi yang Tertunda 

Pada 2021, Sido Muncul akan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp135 miliar. Dana tersebut bakal digunakan untuk menyelesaikan fasilitas produksi cairan obat dalam II yang dapat digunakan untuk memproduksi jamu cair selain Tolak Angin.
Aktivitas di pabrik pembuatan jamu Sido Muncul./sidomuncul.co.id
Aktivitas di pabrik pembuatan jamu Sido Muncul./sidomuncul.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO), siap merealisasikan sejumlah ekspansi yang tertunda tahun ini akibat pandemi Covid-19 pada 2021.

Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat mengatakan bahwa perseroan optimistis dapat membukukan pertumbuhan kinerja lebih baik pada 2021 dibandingkan dengan tahun ini seiring dengan beberapa rencana ekspansi yang akan direalisasi perseroan.

“Diharapkan kondisi perekonomian setelah pandemi teratasi akan lebih baik.Banyak rencana pada 2020 yang tertunda karena pandemi ini yang diharapkan bisa segera dieksekusi pada 2021,” ujar David kepada Bisnis, Rabu (30/12/2020).

David mengaku tengah menyiapkan beberapa strategi untuk menopang pertumbuhan kinerja pada 2021, antara lain mengembangkan pasar ekspor selain negara yang telah menjadi tujuan perseroan sebelumnya dan menyiapkan produk herbal baru baik minuman maupun suplemen. 

Selain itu, emiten berkode saham SIDO itu juga akan mengaktifkan bisnis unit ekstraksi untuk business to business atau B2B. SIDO mengungkapkan potensi pendapatan masih akan ditopang oleh penjualan produk herbal perseroan, seperti Jamu atau obat herbal, suplemen, dan minuman yang berbasis herbal.

Emiten farmasi itu akan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp135 miliar yang akan digunakan untuk menyelesaikan fasilitas produksi cairan obat dalam II yang dapat digunakan untuk memproduksi jamu cair selain Tolak Angin.

Sido Muncul juga berencana menambah fasilitas produksi untuk proses distilasi di unit ekstraksi dan juga sebagian dialokasikan untuk maintenance capex. David menjelaskan sumber pendanaan capex seluruhnya berasal dari kas internal perseroan.

Di sisi lain, David juga melihat adanya peluang penghematan beban seiring dengan tren pelemahan dolar AS dalam beberapa perdagangan terakhir dan diprediksi bertahan hingga tahun depan.

“Pelemahan dolar AS akan berpengaruh positif terhadap material cost import maupun yang dibeli lokal dengan menggunakan dasar dolar AS, tetapi tampaknya tidak terlalu besar karena sebagian besar bahan baku kami dari lokal,” papar David.

Adapun, hingga kuartal III/2020 SIDO mencatatkan kenaikan laba bersih 10,78 persen secara tahunan menjadi Rp640 miliar. Kenaikan laba bersih pada periode tersebut disebabkan oleh kenaikan pendapatan 6,04 persen secara tahunan menjadi Rp2,26 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper