Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Menguat, Rupiah Terapresiasi Tipis di Pasar Spot

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.169 per dolar AS, naik 15 poin atau 0,1 persen dari posisi Rp14.184 pada Senin (28/12/2020).
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah menguat pada perdagangan Selasa (29/12/2020) berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor)

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.169 per dolar AS, naik 15 poin atau 0,1 persen dari posisi Rp14.184 pada Senin (28/12/2020).

Sementara itu, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 3 poin atau 0,02 persen ke level Rp14.152 per dolar AS pada pukul 10.32 WIB.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,216 poin atau 0,24 persen ke level 90,121 pada pukul 10.35 WIB.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan rupiah diprediksi dapat berlanjut pada perdagangan hari ini dan bergerak di kisaran Rp14.130 - Rp14.180 per dolar AS.

"Stimulus jumbo AS membuat ketersedian likuiditas di pasar melimpah sehingga akan membuat dolar AS melemah dan menjadi momentum penguatan bagi aset risiko, termasuk rupiah," paparnya.

Ibrahim mengatakan penguatan rupiah didukung oleh kabar Presiden AS Donald Trump yang menandatangani paket bantuan dan pengeluaran pandemi senilai US$2,3 triliun, yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat pada minggu sebelumnya.

“Tanda tangan Trump mencegah penutupan sebagian pemerintah federal dan akan mengembalikan tunjangan pengangguran bagi orang Amerika yang telah kehilangan pekerjaan mereka akibat pandemi Covid-19,” ujar Ibrahim.

Untuk diketahui, Presiden AS Donald Trump menyetujui paket penanganan corona dan pendanaan pemerintah senilai US$2,3 triliun.Paket bantuan senilai US$900 miliar telah disetujui oleh Kongres setelah negosiasi berbulan-bulan. Ini adalah bagian dari paket pengeluaran US$2,3 triliun yang mencakup US$1,4 triliun untuk pengeluaran normal pemerintah federal.

Selain itu, Ibrahim menjelaskan bahwa pasar merespon positif terhadap kehadiran UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, pasca pandemi covid-19 yang awalnya banyak mendapat pertentangan baik dari aktivis buruh maupun para mahasiswa, saat ini terus membawa berkah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper