Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi 2021 Membaik, Akankah IPO Jumbo Kembali?

Aksi IPO di lantai bursa pada masa pandemi 2020 lebih diramaikan oleh penggalangan dana di bawah Rp100 miliar sebanyak 32 perusahaan.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi saat paparan dalam Media Gathering Pasar Modal 2020, Selasa (1/12/2020)
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi saat paparan dalam Media Gathering Pasar Modal 2020, Selasa (1/12/2020)

Bisnis.com, JAKARTA - Pemulihan ekonomi pada 2021 dapat menjadi kesempatan bagi perusahaan menggalang dana yang lebih besar di pasar modal lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

Adapun, aksi IPO di lantai bursa pada masa pandemi 2020 lebih diramaikan oleh penggalangan dana di bawah Rp100 miliar sebanyak 32 perusahaan.

Raihan dana jumbo di pasar modal pada 2020 didapatkan oleh IPO PT Metro Healthcare Indonesia Tbk. (CARE) senilai Rp1,03 triliun pada 13 Maret 2020.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengakui masa pandemi telah menyebabkan nilai dana yang dihimpun (fund raised) di pasar modal menyusut.

Namun, sejumlah kebijakan dan relaksasi yang diberikan pemerintah pada masa pandemi 2020 akan berbuah manis pada 2021. 

Beberapa kebijakan itu a.l. program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan kebijakan terkait penyediaan vaksin kepada masyarakat. Menurut Nyoman, hal itu akan membangkitkan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5 persen pada 2021 seperti yang diperkirakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

“Dengan demikian kami berharap  jumlah pencatatan efek baik saham maupun EBUS [Efek Bersifat Utang dan Sukuk] dan efek-efek lainnya serta jumlah dana yang dihimpun akan meningkat seiring dengan potensi rebound sektor-sektor industri pada 2021,” kata Nyoman baru-baru ini.

Nada yang sama juga disuarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang melihat penggalangan dana lewat pasar modal bisa mencapai Rp150 triliun - Rp180 triliun pada tahun depan.

OJK menilai kapasitas pendanaan dari pasar modal yang cukup tinggi dapat dijadikan alternatif di tengah perlambatan kredit perbankan saat ini. 

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan tingkat kredit perbankan pada 2021 masih akan sulit naik ke level normal sebesar 7 persen - 8 persen. Pasalnya, perbankan masih harus mengompensasi kontraksi yang terjadi di sepanjang 2020.

Dengan demikian, OJK memperkirakan paling tidak pemulihan kredit perbankan hanya akan mencapai kisaran 6 persen - 7 persen pada 2021.

Wimboh pun menilai alternatif sumber pendanaan dari pasar modal dapat dicermati karena likuiditas terbilang tinggi.

“Di pasar modal ini kami agak optimis, di pasar modal bisa mencapai raising fund itu sekitar Rp150 triliun - Rp180 triliun,” kata Wimbo.

Wimboh melanjutkan bahwa pihaknya telah menerima sejumlah perusahaan yang akan menggalang dana di pasar modal, baik penerbitan saham maupun surat utang.

Dengan tenaga investor ritel domestik yang kuat saat ini, performa pasar saham diperkirakan lebih terjaga dari tantangan kontraksi besar-besaran.

Menurut Wimboh, sejumlah kebijakan yang dikeluarkan oleh otoritas seperti penyesuaian jam perdagangan, batas auto reject, serta sejumlah relaksasi lainnya menjadi salah satu penahan IHSG jatuh lebih dalam.

“Meskipun IHSG sempat turun sampai 4.000 tapi sekarang sudah kembali di atas 6.000. Ini semua adalah angka-angka yang menunjukkan optimisme bahwa sudah ada tanda-tanda pertumbuhan,” tutur Wimboh.

Adapun, masa pandemi telah menggerus total dana yang dihimpun lewat IPO di lantai bursa pada periode tahun berjalan. 

Berdasarkan data BEI per 27 Desember 2020, terdapat 50 perusahaan tercatat baru tahun ini dengan dana yang dihimpun senilai total Rp5,49 triliun.

Pada perdagangan akhir tahun ini bakal ada perusahaan baru yang akan mencatatkan sahamnya yaitu PT Solusi Sinergi Digital Tbk. yang mengincar dana segar hingga Rp82,97 miliar.

Dengan demikian, pada tahun ini penggalangan dana lewat IPO hanya mencapai Rp6,31 triliun atau turun 58,81 persen dibandingkan tahun lalu yang senilai Rp15,32 triliun.

BEI pun telah mengantongi sebanyak 17 perusahaan lagi yang akan melakukan IPO, yang mana satu di antaranya yaitu PT Solusi  Sinergi Digital Tbk. dipastikan listing sebelum tutup tahun.

Dari 17 perusahaan tersebut, calon emiten paling banyak berasal dari sektor perdagangan, jasa, dan investasi sebanyak 6 perusahaan.

Kemudian masing-masing 2 perusahaan dari sektor properti, real estat, dan konstruksi bangunan; infrastruktur, utilitas, dan transportasi; pertanian; aneka industri,; dan keuangan. Selanjutnya satu calon emiten lagi berasal dari sektor tambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper