Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap-siap Harga Emas Bisa Melesat, Cetak Rekor Penguatan Terbesar dalam 10 Tahun

Sepanjang Desember berjalan, emas telah membukukan penguatan hingga 5,61 persen. Secara year to date, logam mulia ini juga bersiap untuk membukukan kenaikan tahunan terbesar dalam satu dekade.
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan hingga menyentuh hampir Rp1 juta per gram./logammulia.com
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan hingga menyentuh hampir Rp1 juta per gram./logammulia.com

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas kembali mendapatkan momentum untuk menguat seiring dengan persetujuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap paket stimulus jumbo bernilai triliunan dolar.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (28/12/2020) hingga pukul 15.42 WIB harga emas berjangka untuk kontrak Februari 2021 di bursa Comex berada di posisi US$1.888,3 per troy ounce, naik 0,27 persen.

Sementara itu, harga emas di pasar spot berada di posisi US$1.885,39 per troy ounce, menguat 0,1 persen. Jika berhasil mempertahankan tren penguatan itu, emas menuju penutupan tertinggi dalam tujuh pekan terakhir.

Selain itu, emas akan membukukan kenaikan secara bulanan pertama sejak Juli karena serangkaian sentimen negatif dari pengembangan vaksin Covid-19 yang menekan minat pasar untuk mengumpulkan aset investasi aman.

Sepanjang Desember berjalan, emas telah membukukan penguatan hingga 5,61 persen. Secara year to date, logam mulia ini juga bersiap untuk membukukan kenaikan tahunan terbesar dalam satu dekade. Sepanjang 2020 berjalan, emas telah naik 21,41 persen.

Tim riset dan analis Monex Investindo Futures mengatakan bahwa penguatan logam mulia dipicu kabar Presiden AS Donald Trump yang menandatangani paket stimulus jumbo Covid-19.

Paket bantuan itu senilai US$900 miliar yang telah disetujui oleh Kongres pada pekan sebelumnya setelah negosiasi berbulan-bulan. Adapun, paket bantuan itu adalah bagian dari paket pengeluaran US$2,3 triliun yang mencakup US$1,4 triliun untuk pengeluaran normal pemerintah federal. Penandatanganan itu dilakukan untuk mencegah adanya penutupan pemerintahan atau government shutdown yang diyakini dapat semakin memperparah ekonomi AS.

Untuk diketahui, stimulus jumbo tersebut membuat ketersedian likuiditas di pasar melimpah sehingga akan membuat dolar AS melemah dan menjadi momentum penguatan bagi emas.

Hingga pukul 15.42 WIB, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,18 persen ke posisi 90,063.

“Harga emas berpotensi masih dibeli dengan target kenaikan menguji level resisten US$1.898 per troy ounce, selama harga tidak mampu menembus level support US$1.882 per troy ounce,” tulis tim riset Monex Investindo Futures seperti dikutip dari risetnya, Senin (28/12/2020).

Namun, jika emas menembus level support tersebut, maka harga emas berpotensi melemah menguji level U$1.874 per troy ounce.

Di sisi lain, rekan logam mulia lainnya juga berhasil melenggang di zona hijau mengikuti emas. Perak di pasar spot berhasil naik 1,89 persen ke posisi US$26,32 per troy ounce, platinum naik 0,98 persen ke posisi US$1.035,17 per troy ounce, dan palladium menguat 0,69 persen ke posisi US$2.357,95 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper