Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya Duit Banyak, Ini Sebab Waskita Karya (WSKT) Berharap Banyak pada SWF

Sebagai pengelola dana investasi, pada periode awal Nusantara Investment Authority disebut-sebut akan lebih dulu menyasar investasi di sektor infrastruktur termasuk jalan tol.Oleh karena itu, Waskita Karya berharap banyak karena di saat yang sama perseroan bakal melego konsesi jalan tol.
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono./TV Parlemen
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono./TV Parlemen

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. optimistis  Nusantara Investment Authority atau lembaga pengelola investasi akan menyerap beberapa ruas jalan tol yang akan dilego perseroan pada tahun depan.

Kehadiran Nusantara Investment Authority yang merupakan sovereign wealth fund (SWF) tersebut dinilai akan mendukung proses recycling asset pada perusahaan sektor infrastruktur

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan saat ini posisi neraca keuangan perseroan tertekan akibat beban bunga pinjaman komersial. Bahkan, gearing ratio emiten berkode saham WSKT itu telah mencapai 2,43 kali pada 2019 atau kian mendekati ambang batas covenant 3 kali.

“Ini yang harus segera diturunkan supaya proses bisnis dan neraca Waskita bisa kembali baik karena beban bunga yang terlalu tinggi sangat membebani keuangan kami,” kata Destiawan, Senin (28/12/2020).

Adapun, Waskita Karya merupakan salah satu pionir dalam pembangunan infrastruktur Indonesia. WSKT telah dan dalam proses menyelesaikan 44 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tersebar di seluruh Indonesia dalam lima tahun terakhir.

Di dalamnya, Waskita Karya dominan di pengerjaan proyek jalan tol yaitu sebanyak 18 proyek dengan total panjang mencapai sekitar 1.300 kilometer. Adapun, dalam proyek tersebut WSKT bertindak sebagai investor maupun mengerjakan dengan skema turnkey. Destiawan menunjukkan total nilai proyek investasi dan turnkey yang dikerjakan perseroan mencapai sekitar Rp180 triliun.

Oleh karena proyek tersebut dikerjakan dalam waktu relatif bersamaan dan pendanaan yang didapatkan oleh Waskita Karya memiliki tenor pendek, perseroan pun kesulitan karena beban bunga yang begitu besar sementara aset investasi belum maksimal menghasilkan.

“Sehingga dengan adanya SWF ini kami harapkan kami tidak terhenti tapi [bisnis] kami bisa terus berlanjut dengan SWF, sehingga tidak mengganggu cash flow perusahaan,” tutur Destiawan.

Adapun, SWF Indonesia memiliki modal sebesar Rp75 triliun yang mana tahap awal akan disetor Rp15 triliun. Dalam rangka menghimpun dana, pemerintah Indonesia telah melakukan roadshow ke beberapa negara.

Amerika Serikat dan Jepang merupakan investor awal yang telah memberikan komitmen untuk menyuntikkan dana ke Nusantara Investment Authority dengan total US$6 miliar. Sebagai pengelola dana investasi, pada periode awal ini SWF disebut-sebut akan lebih dulu menyasar investasi di sektor infrastruktur termasuk jalan tol.

Pelepasan aset jalan tol oleh Waskita Karya kepada pihak asing bukan menjadi yang pertama kali.  WSKT telah melepas 2 ruas tol yang dimiliki yaitu ruas tol Solo - Ngawi dan ruas Ngawi - Kertosono kepada investor asing yaitu perusahaan berbasis di Hong Kong, Road King Infrastructure Ltd. pada 2019 silam.

Pada 2021, WSKT akan melepas sebanyak 11 ruas tol dari 16 ruas tol yang dimiliki dengan target pendapatan senilai Rp31 triliun. Perseroan pun telah melakukan penjajakan ke SWF untuk ikut dalam proses divestasi tersebut.

Ruas jalan tol yang ditawarkan itu terdiri dari 4 ruas yang sudah beroperasi penuh, 5 ruas yang beroperasi sebagian, dan 2 ruas yang masih dalam proses konstruksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper