Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mark Dynamics (MARK) Cuan Besar Karena Pasokan Sarung Tangan Global Terbatas

Selama 2020, emiten dengan kode saham MARK ini disebut telah menaikkan average selling price (ASP) setidaknya 15 persen yang didorong oleh tingginya permintaan sementara pasokan terbatas.
Produk PT Mark Dynamics Indonesia Tbk./markdynamicsindo.com
Produk PT Mark Dynamics Indonesia Tbk./markdynamicsindo.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi permintaan tinggi sementara penawaran rendah membuat harga jual produk PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. meningkat. Perseroan mengaku harga jual rata-rata naik karena permintaan lebih tinggi ketimbang pasokan yang ada.

CEO Mark Dynamics Ridwan Goh mengatakan upaya perseroan yang sudah menaikkan kapasitas produksi sejak pertengahan tahun ini masih belum mampu memenuhi permintaan sarung tangan secara global.

“Barusan saja ada beberapa perusahaan yang mau membayar 50 persen lebih mahal untuk produk kami agar didahulukan. Ini menunjukkan tingginya kualitas produk kami disaat kekurangan supply dalam pasar,” kata Ridwan dalam keterangan resmi, Sabtu (26/12/2020).

Selama 2020, emiten dengan kode saham MARK ini disebut telah menaikkan average selling price (ASP) setidaknya 15 persen yang didorong oleh tingginya permintaan sementara pasokan terbatas.

Adapun, Ridwan menunjukkan permintaan cetakan sarung tangan global tahun ini melonjak lebih dari 100 persen sementara jumlah pasokan hanya naik sekitar 30 persen.

Pada Desember 2020, MARK pun melakukan groundbreaking pembangunan pabrik baru dengan kapasitas 1,4 juta pieces per bulan yang diharapkan rampung pada kuartal I/2021.

Hingga 2022, kapasitas produksi MARK ditargetkan tumbuh rata-rata 44 persen dengan target produksi sarung tangan per hari menjadi 1,1 juta unit per bulan.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, MARK mencetak penjualan  senilai Rp344 miliar atau naik 28,91 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp267,21 miliar.

MARK yang memproduksi cetakan sarung tangan untuk keperluan medis, rumah tangga, maupun manufaktur ini juga mampu menjaga laba kotor sebanyak Rp142,63 miliar sehingga margin laba kotor tercatat 41,17 persen.

Manajemen MARK menyebut hingga akhir 2020 diperkirakan perolehan laba bersih perseroan menjadi sebesar Rp110 miliar dan penjualan Rp440 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper