Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Himpun Dana Obligasi, Mayora Indah (MYOR) Nilai Sektor Minuman Kopi Masih Potensial

Seluruh dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada anak usaha MYOR, yaitu PT Torabika Eka Semesta yang bergerak di sektor minuman kopi. 
Lini produk PT Mayora Indah Tbk (MYOR)/mayoraindah.co.id
Lini produk PT Mayora Indah Tbk (MYOR)/mayoraindah.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer PT Mayora Indah Tbk (MYOR) masih melihat sektor minuman kopi sebagai salah satu kontributor potensial untuk penerimaan di masa mendatang.

Hal tersebut terlihat dari penerbitan obligasi yang dilakukan pada Agustus lalu senilai Rp500 miliar. 

Berdasarkan prospektus perusahaan, seluruh dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada anak usaha MYOR, yaitu PT Torabika Eka Semesta yang bergerak di sektor minuman kopi. 

Terkait hal tersebut, Direktur Global Marketing Mayora Indah Ricky Afrianto menilai, segmen minuman kopi masih cukup potensial untuk menjadi kontributor pendapatan yang besar. Penerimaan MYOR pada sektor tersebut juga dinilai masih baik sepanjang tahun 2020 ditengah pandemi virus corona. 

Ia menambahkan, perusahaan juga terus berinovasi merilis produk-produk minuman kopi yang sesuai dengan selera pasar. Beberapa minuman kopi terbaru yang dirilis perusahaan pada tahun ini adalah Kopi Gilus Mix yang merupakan kopi hitam instan, dan Tora Cafe, minuman kopi aneka rasa yang ditujukan untuk kalangan muda. 

"Kami memahami inovasi produk-produk baru ini kontribusinya akan menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan ke depannya," jelasnya dalam paparan publik perusahaan secara daring pada Rabu (23/12/2020).

Berdasarkan data laporan keuangan hingga kuartal ketiga tahun 2020, perseroan mencatatkan kenaikan laba bersih 42,02 persen dibanginkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,56 triliun.

Adapun, pendapatan emiten berkode saham MYOR tersebut sebenarnya menurun tipis 2,11 persen yoy menjadi Rp17,58 triliun.

Selain mampu menekan beban pokok penjualan dan beban usaha, perseroan mencatatkan kenaikan signifikan dari pos laba selisih kurs mata uang asing sebesar Rp303,94 miliar berbanding terbalik dari posisi rugi selisih kurs sebesar Rp143,89 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Di samping itu, perseroan juga memperoleh penghasilan bersih lain-lain sebesar Rp120,11 miliar berbanding terbalik dari posisi rugi bersih lain-lain sebesar Rp433,02 miliar pada periode hingga September 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper