Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Bank BNLI, BEKS, BBKP Pimpin Rebound IHSG

IHSG berhasil berbalik menguat seiring dengan dorongan sejumlah saham perbankan.
Nasabah bertransaksi di banking hall Bank Permata, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Nasabah bertransaksi di banking hall Bank Permata, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil masuk ke zona hijau seiring dengan melesatnya saham perbankan seperti PT Bank Permata Tbk. (BNLI), PT BPD Banten Tbk. (BEKS), dan PT Bank Bukopin Tbk. (BBKP).

Pada pukul 09.00 WIB, IHSG koreksi 0,29 persen atau 18,17 poin menjadi 6.147,45. Terpantau 139 saham hijau, 94 saham koreksi, dan 212 saham stagnan.

Namun, indeks berhasil membalikkan keadaan. Pada pukul 09.11 WIB, IHSG naik 0,07 persen atau 4,16 poin menjadi 6.169,78. Sejumlah 164 saham menguat, 182 koreksi, dan 179 stagnan.

Sejumlah saham perbankan mengisi jajaran top gainers sementara, seperti BNLI +18,52 persen ke Rp3.200, BEKS +17,52 persen ke Rp161, dan BBKP +13,93 persen menjadi Rp695.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, berdasarkan rasio fibonacci, level support maupun resistance berada pada 6157.11 hingga 6248.67. Berdasarkan indikator MACD, stokastik, maupun RSI, pergerakan IHSG masih menunjukkan sinyal positif.

Di sisi lain, ia melihat adanya pola pergerakan upward bar yang mengindikasikan potensi bullish berkelanjutan pada pergerakan IHSG. Hal ini dapat memicu IHSG bergerak menuju level resistance terdekat.

Di sisi lain, Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menjelaskan sejumlah katalis negatif bakal mewarnai pergerakan IHSG pada hari ini. Salah satunya adalah isu perombakan atau reshuffle kabinet yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo.

Selain itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi akhir tahun Indonesia yang kian suram. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia menyusul dampak pandemi virus corona yang sulit diprediksi.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi 2020 bisa -2,2 persen dengan batas atas -1,7 persen dari sebelumnya di kisaran -1,7 persen hingga -0,6 persen.

"Selain itu, turunnya beberapa harga komoditas seperti minyak, emas, nikel, dan CPO berpotensi menjadi alasan investor melakukan aksi profit taking disaat akan disaksikannya pengenalan calon Menteri baru hari ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper