Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Musim Dingin Ekstrem Bikin Harga Batu Bara 'Menghangat'

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman Januari 2021 menguat 0,24 persen menjadi US$84,25 per ton pada akhir pekan lalu.
fasilitas conveyor belt di salah satu tambang batu bara Australia/ Bloomberg
fasilitas conveyor belt di salah satu tambang batu bara Australia/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Musim dingin ekstrem dan permintaan tinggi dari negara-negara pascalockdown melambungkan harga batu bara hingga dobel digit pada pengujung tahun ini.

Ketika ekonomi pulih pada 2021, harga batu bara pun diperkirakan bakal terkoreksi wajar untuk seterusnya bergerak stabil.

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman Januari 2021 menguat 0,24 persen menjadi US$84,25 per ton pada akhir pekan lalu. Sejak awal tahun, harga melesat 14,86 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan harga batu bara pada pengujung tahun ini disebabkan oleh faktor musim dingin yang ekstrem di bumi bagian utara.

“Penyebab utama sebenarnya musim dingin ekstrem terjadi sejak akhir November hingga Februari tahun depan, siklus tahunan,” jelas Ibrahim, Senin (21/12/2020).

Selain itu, Ibrahim menunjukkan siklus tahunan ini terjadi bersamaan dengan permintaan yang tinggi untuk emas hitam dari China dan India yang telah membuka lockdown.

Pemulihan ekonomi di China yang tercermin lewat kenaikan level indeks manufaktur atau Purchasing Managers’ Index menunjukkan bahwa operasional pabrik di sana telah berjalan lagi. Tak hanya China, permintaan impor batu bara yang tinggi dari India juga menjadi pendorong penguatan harga.

Ibrahim mengingatkan bahwa China membutuhkan batu bara sebagai bahan bakar memproduksi baja sedangkan negara lain seperti India banyak memakai batu bara untuk pembangkit listrik.

“Transportasi tongkang terhambat oleh membekunya laut-laut di wilayah utara karena musim dingin, sehingga datangnya tongkang ke pelabuhan yang dituju tidak sesuai ekspektasi juga membuat harga batu bara yang cukup tinggi,” papar Ibrahim.

Melihat penguatan harga batu bara yang diluar ekspektasi pasar, pelaku pasar harus mengantisipasi koreksi harga yang akan terjadi setidaknya pada kuartal I/2021.

Ibrahim memperkirakan harga batu bara masih mampu naik hingga US$90 per ton pada Januari 2021 didorong oleh permintaan musim dingin.

Namun, memasuki kuartal pertama tahun depan harga diperkirakan melandai ke level US$70 - US$50 per ton sebelum akhirnya naik lagi pada kuartal IV/2021.

Mengenai perselisihan antara China dan Australia, Ibrahim menilai dampaknya terhadap harga masih minim. Pasalnya, penutupan impor batu bara Australia di China terkompensasi oleh pengiriman batu bara dari Indonesia.

“Nanti akan terjadi permintaan dan penawaran pada saat ekonomi sudah kembali membaik, harga batu bara akan stabil,” tutur Ibrahim

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper