Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenang, Pelemahan Rupiah Hanya Sementara Kok

Mengutip Bloomberg pada Senin (21/12/2020), mata uang rupiah ditutup koreksi 0,14 persen menjadi Rp14.130 per dolar AS. Sejak awal tahun, rupiah terdepresiasi 1,90 persen.
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Peluang penguatan rupiah dalam jangka pendek masih terbuka walau dalam rentang terbatas. Pasalnya, optimisme pemulihan ekonomi akan berhadapan dengan penurunan volume perdagangan jelang libur Natal dan Tahun Baru 2021.

Mengutip Bloomberg pada Senin (21/12/2020), mata uang rupiah ditutup koreksi 0,14 persen menjadi Rp14.130 per dolar AS. Sejak awal tahun, rupiah terdepresiasi 1,90 persen.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pelemahan rupiah tersebut lebih disebabkan oleh tekanan dolar AS. Adapun, greenback menguat hampir 0,4 persen terdorong oleh pelemahan poundsterling di Inggris.

“Hari kan ada wacana bahwa Inggris akan kembali memberlakukan lockdown karena ditemukan virus baru yang bisa mempengaruhi vaksinasi yang sudah berjalan di Inggris,” jelas Josua, Senin (21/12/2020).

Selain itu, poundsterling juga melemah mengikuti perkembangan Brexit yang belum selesai. Hal itu menambah kekuatan indeks dolar AS sehingga sejumlah mata uang di Asia parkir di zona merah hari ini.

Mata uang baht Thailand turun paling dalam sebesar 0,91 persen dan dolar Singapura tergerus 0,77 persen.

Pelemahan rupiah yang relatif lebih terbatas disebut Josua mendapat topangan dari rilis data makroekonomi yang memuaskan baru-baru ini.

Perbaikan indeks manufaktur hingga tingkat impor diharapkan memberi indikasi investasi akan masuk ke Indonesia di masa depan.

Selain itu, sentimen positif juga datang dari stimulus AS yang akan segera diumumkan. Apabila stimulus itu disepakati, dolar AS akan melemah karena banjir likuiditas dan mata uang emerging market bakal diburu.

Dengan demikian, Josua melihat ruang penguatan rupiah masih ada walau terbatas hingga akhir tahun nanti.

“Kalau dilihat volume perdagangan mulai menipis karena 2020 tinggal kurang lebih 2 minggu,” tutur Josua.

Josua memperkirakan rupiah bakal menguat pada kisaran Rp14.100 - Rp14.175 per dolar AS dalam sepekan ini. Sementara untuk Selasa (21/12/2020), rupiah diperkirakan bergerak pada rentang Rp14.075 - Rp14.175 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper