Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Small Cap Melambung, Investor Diminta Perhatikan Risiko

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 18 Desember 2020, indeks IDX SMC Liquid terapresiasi 8,92 persen sejak awal tahun. Penguatan itu jauh melebihi kinerja IHSG yang masih turun 3,10 persen secara year-to-date. 
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - High risk high return merupakan slogan klasik di pasar saham. Kali ini, slogan itu mencerminkan pergerakan indeks saham Small-Medium-Cap Liquid yang jauh outperform dibandingkan indeks harga saham gabungan (IHSG) maupun indeks saham berkapitalisasi besar.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 18 Desember 2020, indeks IDX SMC Liquid terapresiasi 8,92 persen sejak awal tahun. Penguatan itu jauh melebihi kinerja IHSG yang masih turun 3,10 persen secara year-to-date

Begitu pula, indeks IDX SMC Liquid memiliki kinerja yang lebih kinclong dibandingkan indeks LQ45 yang masih melemah 5,14 persen dan indeks IDX30 yang terkoreksi 6,31 persen.

Analis Panin Sekuritas Nico Laurens mengatakan pergerakan saham-saham berkapitalisasi kecil memang cenderung lebih volatil dibandingkan saham-saham berkapitalisasi besar.

Penguatan maupun penurunan harga dapat terjadi secara signifikan dan investor yang mengoleksi saham-saham tersebut cenderung memiliki horison investasi jangka pendek.

“Saya selalu bilang, jangan pegang 100 persen saham small cap karena terlalu berisiko. Small cap itu risikonya lebih tinggi walau return-nya tinggi. Saya sarankan tetap pegang big caps,” kata Nico dalam Market Outlook & Trend 2021 bersama MINDS Trading Institute baru-baru ini.

Untuk kondisi saat ini, Nico menyarankan investor dapat melakukan diversifikasi portofolio dengan porsi 50:50 untuk saham berkapitalisasi kecil dan saham berkapitalisasi besar.

Apabila ingin lebih agresif, investor dapat mempertimbangkan diversifikasi portofolio dengan porsi 70 persen berisi saham small caps dan 30 persen berisi saham big caps. 

Nico mengingatkan bahwa saham big caps akan diuntungkan oleh potensi investor asing yang kembali ke pasar negara berkembang (emerging market) ketika ekonomi global pulih.

Adapun, saham-saham big caps biasanya masuk di indeks utama yang dijadikan acuan produk reksa dana ETF (exchange-traded fund) di luar negeri. Nico memberikan contoh saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. yang terus menguat walau fundamental belum banyak berubah.

“TLKM itu kan masuk indeks saham utama, ketika investor asing ingin beli saham Indonesia mereka tidak pilih satu-satu tapi lewat ETF yang berisi saham big caps,” jelas Nico.

Panin Sekuritas pun merekomendasikan sejumlah saham untuk dapat dicermati investor pada 2021 antara lain BBCA, BMRI, BBNI, KLBF, UNTR, ANTM, PGAS, SMGR, MNCN, dan WIKA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper