Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serapan Capex Indocement (INTP) Tahun Ini Sekitar Rp1 Triliun

Serapan capex dari emiten dengan kode saham INTP ini lebih rendah dibandingkan dengan anggaran yang telah dipasang pada awal tahun senilai Rp1,3 triliun.
Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk Christian Kartawijaya (kiri), dan Corporate Secretary Antonius Marsos memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan, di Jakarta, Senin (7/8)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk Christian Kartawijaya (kiri), dan Corporate Secretary Antonius Marsos memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan, di Jakarta, Senin (7/8)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. memperkirakan serapan belanja modal atau capital expenditure hanya mencapai kurang lebih Rp1 triliun pada akhir 2020.

Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Antonius Marcos mengatakan sebagian besar capex yang digunakan perseroan pada tahun ini digunakan untuk proyek pemasangan bag filter di salah satu pabrik di Citeureup.

“[Selanjutnya untuk] pembangunan fasilitas penerimaan RDF, overhaul pembangkit tenaga listrik di pabrik Tarjun, dan juga untuk penyelesaian proyek tambang batu kami di Cariu Jawa Barat,” kata Antonius kepada Bisnis, Rabu (17/12/2020).

Untuk anggaran belanja modal pada 2021, Antonius mengatakan pihaknya masih dalam tahap finalisasi.

Adapun, serapan capex dari emiten dengan kode saham INTP ini lebih rendah dibandingkan dengan anggaran yang telah dipasang pada awal tahun senilai Rp1,3 triliun.

Namun, realisasi capex sekitar Rp1 triliun pada masa pandemi ini lebih tinggi dibandingkan dengan capex pada 2019 yang senilai Rp900 miliar.

Seperti diketahui, pandemi telah menyebabkan tekanan bagi sisi permintaan sektor semen. INTP sendiri melaporkan penurunan penjualan semen hingga 11,5 persen secara tahunan per Oktober 2020.

Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa Christian Kartawijaya menyebut penurunan penjualan semen perseroan sekitar 11,5 persen pada Oktober 2020 sementara pertumbuhan penjualan industri turun 15 persen.

“Kalau year-to-date per Oktober, market itu kurang lebih turun 9,7 persen, Indocement turun 8 persen,” kata Christian dalam paparan publik secara daring, Selasa (10/11/2020).

Menjelang akhir tahun ini, penjualan semen diperkirakan belum akan pulih dalam laju yang signifikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper