Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan SWF Bakal Membuat Pasar Obligasi Korporasi Indonesia Bergairah

Pembentukan SWF dinilai akan memperluas pasar keuangan domestik sehingga akan turut berimbas pada kenaikan likuiditas di Indonesia.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah tersendat pada 2020, perusahaan-perusahaan di Indonesia kemungkinan akan kembali masuk ke pasar obligasi guna membiayai rencana ekspansinya.

Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana menjelaskan, penerbitan obligasi korporasi pada awal 2021 mendatang kemungkinan akan mulai menunjukkan tanda pemulihan dibandingkan dengan tahun 2020.

Menurutnya, pada awal tahun mendatang, perusahaan akan mulai melakukan ekspansi yang sempat tertunda. Hal ini terutama akan terjadi pada sektor-sektor seperti multifinance, perbankan, dan konstruksi yang kinerjanya tersendat pada 2020 lalu akibat pandemi virus corona.

“Secara keseluruhan, pemulihan pasar obligasi korporasi Indonesia juga sudah terlihat sejak September 2020 seiring dengan arus kas dan pendapatan perusahaan yang menunjukkan kenaikan,” katanya saat dihubungi pada Senin (14/12/2020).

Sentimen positif tersebut turut didukung oleh pembentukan sovereign wealth fund (SWF) yang dilakukan oleh Indonesia. Fikri mengatakan, pembentukan SWF akan memperluas pasar keuangan domestik sehingga akan turut berimbas pada kenaikan likuiditas di Indonesia.

Meski demikian, Fikri memperkirakan pemulihan pada pasar obligasi korporasi Indonesia belum akan kembali pada kondisi 2019 lalu. Pasalnya, pandemi virus corona masih membayangi prospek pemulihan ekonomi seiring dengan jumlah vaksin di Indonesia yang kemungkinan baru akan terpenuhi pada paruh kedua tahun 2021.

“Selain itu, tingkat likuiditas di obligasi korporasi juga masih minim dan belum pulih sepenuhnya karena emiten-emiten yang awalnya hendak masuk ke pasar ini terhambat pandemi,” jelasnya.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga 30 November 2020, sepanjang tahun ini terdapat 95 emisi obligasi dari 58 emiten dengan total nilai emisi sebesar Rp74,89 triliun. Sementara itu pada periode yang sama tahun lalu telah terbit 95 emisi obligasi dari 50 emiten dengan total nilai emisi Rp113 triliun rupiah.

Sementara itu, laporan dari Asian Development Bank (ADB) menyebutkan, pada akhir kuartal III/2020,  obligasi korporasi di Indonesia mencatatkan pertumbuhan 2,6 persen secara kuartalan setelah terkoreksi 3 persen pada periode sebelumnya. Total kepemilikan obligasi korporasi mencapai Rp440,7 triliun

Selanjutnya, total emisi obligasi korporasi Indonesia pada kuartal III/2020 mencapai Rp37,7 triliun, atau naik empat kali lipat dibandingkan emisi surat utang perusahaan pada kuartal II/2020. Tercatat sebanyak 38 korporasi melakukan emisi obligasi dan menambah 116 seri surat utang terbaru pada kuartal III/2020.

ADB menyebutkan, perusahaan mempercepat rencana emisi obligasi seiring dengan tren suku bunga acuan yang rendah. Tren ini dinilai menjadi kondisi yang optimal untuk menerbitkan surat utang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper