Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Siap Vaksinasi, Bursa Saham Asia Tersengat

Indeks S&P 500 berjangka naik sekitar 0,5 persen seiring dengan pengiriman pertama vaksin Pfizer Inc.-BioNTech SE akan tiba Senin pagi di AS. Sejumlah bursa saham di Asia pun turut menguat.
Tokyo Stock Exchange./Bloomberg
Tokyo Stock Exchange./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham berjangka berjangka Amerika Serikat (AS) menguat bersamaan dengan sejumlah bursa saham di Asia. Dolar AS di sisi lain melemah karena investor terdorong negosiasi RUU stimulus lebih lanjut dan distribusi vaksin pertama di AS.

Indeks S&P 500 berjangka naik sekitar 0,5 persen seiring dengan pengiriman pertama vaksin Pfizer Inc.-BioNTech SE akan tiba Senin pagi di AS.  

Menyusul penguatan di S&P Futures, indeks Topix Jepang naik 0,2 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi terkerek 0,1 persen dan S & P / ASX 200 Australia juga naik 0,3 persen pada perdagangan hari ini, Senin (14/12/2020).

Sekelompok anggota parlemen bipartisan juga akan mengungkap rencana bantuan pandemi senilai US $908 miliar pada hari yang sama, meskipun tidak ada jaminan Kongres akan mengesahkannya.

Poundsterling sekitar 1 persen lebih tinggi terhadap dolar karena Inggris dan Uni Eropa mengatakan mereka akan terus berbicara tentang perjanjian perdagangan. Euro dan yuan juga menguat.

Aset berisiko memulai minggu ini dengan positif karena saham global berangsur pulih setelah minggu pertama kerugian dalam enam minggu. Anggota parlemen AS tetap menemui jalan buntu dalam pembicaraan mengenai stimulus lebih lanjut dan virus corona terus menyebar.

Meskipun kedua belah pihak semakin dekat untuk menyetujui angka stimulus yakni nilai gabungan sekitar US$900 miliar, tidak ada tanda mereka bisa mencapai kesepakatan dalam waktu dekat.

"Vaksin ini memberi pasar kemampuan untuk melihat melewati lembah. Saham memiliki proposisi nilai yang wajar relatif terhadap obligasi," kata Andy Kapyrin, mitra dan direktur penelitian di Regentatlantic Capital LLC, dilansir Bloomberg, Senin (14/12/2020).

Terkait virus, kepala penggerak vaksinasi pemerintah AS mengatakan sebanyak 80 persen dari populasi dapat diberikan suntikan pada musim panas mendatang. Jerman akan melakukan penguncian ketat mulai Rabu pekan ini dengan toko-toko yang tidak penting ditutup, pengusaha didesak untuk menutup tempat kerja dan anak-anak sekolah diimbau untuk tinggal di rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper