Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembicaraan Stimulus Melunak, Wall Street Cetak Rekor

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 menguat 0,29 persen ke level 3.702,25, rekor tertinggi sepanjang masa.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat kembali menguat ke rekor tertingginya saat pembicaraan stimulus meredakan kekhawatiran terhadap pembatasan yang lebih ketat di tengah lonjakan kasus virus corona.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 menguat 0,29 persen ke level 3.702,25, rekor tertinggi sepanjang masa.

Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,35 persen ata 104,9 poin ke level 30.173,88 dan indeks Nasdaq Composite menguat 0,5 persen ke level 12.585,77. Indeks Nasdaq naik untuk 10 hari berturut-turut, reli terpanjang dalam sekitar satu tahun terakhir.

Indeks menguat setelah Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell menyarankan untuk mengesampingkan beberapa masalah yang telah menjadi penghalang bagi paket stimulus, yang menjadi langkah strategis yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan.

Saham Pfizer Inc. melonjak ketika regulator AS memberikan indikasi akan memberikan ijin penggunaan darurat terhadap vaksin yang dikembangkan perusahaan. Tesla Inc. menghapus pelemahan, didorong oleh rencana untuk mengumpulkan dana sebanyak US$5 miliar.

Waktu semakin singkat untuk mendapatkan stimulus baru, dengan anggota parlemen mendekati jeda akhir tahun tepat ketika kasus Covid-19 di AS melampaui 15 juta.

Partai Demokrat telah menentang desakan McConnell yang mengusulkan perlindungan bagi perusahaan dari tuntutan hukum, sementara dia berada di antara Partai Republik yang mengecam tuntutan Demokrat untuk bantuan kepada pemerintah negara bagian dan lokal sebagai bailout.

Anggota partai Republiik wilayah Kentucky tersebut mengatakan kedua belah pihak harus fokus pada tiga area yang disepakati bahwa bantuan diperlukan: bantuan bisnis kecil, perluasan asuransi pengangguran, dan pendanaan untuk distribusi vaksin dan upaya anti-virus corona lainnya.

"Setelah berbulan-bulan tidak bertindak oleh para pemimpin di Washington, pasar kemungkinan akan merespons dengan baik setiap pergerakan menuju dukungan fiskal tambahan," kata direktur strategi portofolio EP Wealth Advisors Adam Phillips, seperti dikutip Bloomberg.

“Namun, gerak tidak sama dengan aksi. Jika diskusi ini tidak membuahkan hasil, kami dapat melihat pasar melepaskan sebagian dari kenaikannya baru-baru ini," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper