Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Lesu pada 2020, Reksa Dana Saham Bisa jadi Primadona Tahun Depan

Berdasarkan data Infovesta Utama per akhir November 2020, kinerja indeks reksa dana saham secara year to date tercatat -12,35 persen.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Setelah tahun ini berada di posisi paling bontot, kinerja reksa dana saham diperkirakan bakal berbalik pada 2021 mendatang. Bahkan, reksa dana saham disebut bakal jadi primadona.

Berdasarkan data Infovesta Utama per akhir November 2020, kinerja indeks reksa dana saham secara year to date tercatat -12,35 persen, sedangkan reksa dana campuran terkoreksi -3,46 persen.

Sebaliknya, dalam periode yang sama kinerja reksa dana pendapatan menjadi yang paling moncer dengan imbal hasil 8,93 persen, diikuti reksa dana pasar uang dengan return 4,36 persen.

Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kinerja reksa dana saham yang masih negatif akan berbalik arah tahun depan. Bahkan, akan mengungguli kinerja reksa dana lainnya.

Wawan memperkirakan, seiring dengan pemulihan ekonomi yang terjadi indeks harga saham gabungan (IHSG) akan tumbuh setidaknya 10 persen pada 2021. Pun, kinerja reksa dana saham tak akan jauh dari level itu bahkan bisa lebih baik.

“Jadi tahun depan mungkin primadonanya bisa reksa dana saham,” kata Wawan kepada Bisnis.

Meskipun demikian, dia menyebut potensi risiko reksa dana saham juga masih terbilang besar mengingat banyak ketidakpastian yang masih membayangi, terutama terkait dengan pandemi Covid-19.

Menurutnya, saat ini sentimen utama pendorong kinerja aset kelas saham adalah vaksin Covid-19. Namun, vaksin sendiri masih menghadapi tantangan yang besar mulai dari izin edar hingga proses distribusi dan vaksinasinya nanti.

“Meskipun vaksin masuk, belum serta merta semua bisa normal tahun depan. Jadi, euforia yang terjadi sekarang belum tentu pertumbuhan ekonomi akan balik ke 4-5 persen. Jadi menurut saya risiko sham masih cukup besar,” tutur dia.

Untuk itu dia mengimbau bagi para investor agar tetap melakukan diversifikasi aset dalam berinvestasi, dengan mengalokasikan sebagian ke reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang.

“Masuk [ke reksa dana saham] sekarang masih sangat bisa, valuasi masih murah. Tapi jangan full ke situ, tetap diversifikasi. Kalau sahamnya koreksi lagi, ambil lagi,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper