Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Tenaga Kerja di Bawah Ekspektasi, Bursa AS Malah Menguat. Kok Bisa?

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,36 persen pada awal perdagangan, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,46 persen dan Nasdaq Composite index mengaut 0,38 persen.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menguat pada awal perdagangan Jumat (4/12/2020) setelah pertumbuhan lapangan kerja AS melambat pada November, sehingga mendorong ekspektasi adanya stimulus tambahan dari pemerintah.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,36 persen pada awal perdagangan, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,46 persen dan Nasdaq Composite index mengaut 0,38 persen.

Indeks menguat setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan nonfarm payrolls meningkat 245.000 dari bulan sebelumnya. Sementara itu, tingkat pengangguran turun 0,2 poin persentase menjadi 6,7 persen.

Angka nonfarm payroll ini lebih rendah dibadingkan median estimasi ekonomi dalam survei Bloomberg yang memperkirakan kenaikan sebesar 460.000. Rentang proyeksi ekonom dari minus 100.000 hingga kenaikan 750.000. Angka utama mencerminkan penurunan 93.000 pekerja sementara yang telah dipekerjakan untuk sensus sepuluh tahunan.

Dengan jutaan orang masih terdampak pengangguran jangka panjang, data tenaga kerja ini dapat membantu mendorong Kongres untuk mengeluarkan stimulus fiskal baru dan dapat membuat pejabat Federal Reserve lebih cenderung memberikan stimulus baru dalam pertemuan 15-16 Desember mendatang.

“Ini adalah laporan yang lebih rendah dari perkiraan,” ungkap manajer portofolio senior BlackRock Inc. Jeffrey Rosenberg, seperti dikutip Bloomberg.

“Reaksi pasar lebih mengarah pada respons kebijakan. Minggu ini kami mengalami banyak percepatan dalam hal pergerakan dan ini adalah berita yang ditafsirkan oleh pasar sebagai pendorong [untuk kebijakan]," lanjutnya.

Bursa saham global tetap berada di sekitar rekor tertinggi karena investor bertaruh perkembangan vaksin yang positif dapat membantu mempertahankan pemulihan ekonomi tahun depan.

Ketidakpastian masih ada seputar paket stimulus AS, di mana proposal bipartisan yang didukung oleh para pemimpin Demokrat sebagai dasar negosiasi mulai mendorong minat dari Partai Republik, sehingga memperbesar peluang tercapainya kesepakatan pada akhir tahun.

“Pasar bertaruh bahwa AS akan mendapatkan paket bantuan segera,” kata kepala strategi pasar Miller Tabak+Co.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper