Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya Utang Rp160 Miliar, Sidomulyo Selaras (SDMU) Kaji Konversi ke Saham

PT Sidomulyo Selaras Tbk tengah mengkaji konversi utang ke saham sejalan dengan upaya restrukturisasi pembayaran bunga dan utang ke kreditur.
Direktur Utama PT Sidomulyo Selaras Tbk Tjoe Mien Sasminto (kedua kiri), berbincangdengan Direktur Erwin Hardiyanto (kiri), Komisaris Sri Hari Murti (kedua kanan), dan Komisaris Utama Sugiharto, usai rapat umum pemegang saham dan luar biasa perseroan, di Jakarta, Selasa (26/2/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Direktur Utama PT Sidomulyo Selaras Tbk Tjoe Mien Sasminto (kedua kiri), berbincangdengan Direktur Erwin Hardiyanto (kiri), Komisaris Sri Hari Murti (kedua kanan), dan Komisaris Utama Sugiharto, usai rapat umum pemegang saham dan luar biasa perseroan, di Jakarta, Selasa (26/2/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten transportasi PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) masih terus berupaya melunasi utang senilai Rp160 miliar di sisa tahun 2020.

Direktur Keuangan Sidomulyo Selaras Erwin Hardiyanto menjelaskan, saat ini perusahaan masih terus melakukan negosiasi untuk restrukturisasi pembayaran bunga dan utang ke kreditur.

“Saat ini pembahasan restrukturisasi utang yang optimal masih terus berjalan. Kami akan mencari jalan yang terbaik,” katanya dalam paparan publik perusahaan secara daring pada Kamis (3/12/2020).

Salah satu upaya yang tengah dibahas perusahaan adalah proses konversi utang-utang menjadi saham. Rencana ini pun telah dibicarakan cukup intensif dan dinilai menjadi salah satu upaya terbaik untuk meningkatkan kinerja sekaligus menekan utang perusahaan.

Kendati demikian, Erwin belum dapat memastikan rencana tersebut akan menjadi opsi utama perusahaan dalam upayanya melunasi bunga dan utang yang dimiliki. Ia mengaku, opsi-opsi alternatif selain konversi utang juga masih tetap dibahas perusahaan.

“Semuanya masih dalam proses, apabila sudah ada kabar lebih jelas akan kami paparkan secara komprehensif,” ujarnya.

Hingga kuartal III/2020, kondisi Perseroan masih tertekan dengan kembali menurunnya pendapatan Perseroan sebesar 23,82 persen menjadi Rp63,9 miliar dari posisi Rp84 miliar pada kuartal III/2019. Hal tersebut berimbas pada naiknya kerugian perseroan di periode ini menjadi Rp44,8 miliar atau melesat 181 persen dibanding periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp15,92 miliar.

Terkait penurunan kinerja ini, Erwin mengatakan hal tersebut disebabkan oleh kondisi pandemi virus corona yang berimbas pada kegiatan operasional perusahaan. Erwin menjelaskan, pandemi ini mengubah pola transportasi yang umumnya dilakukan.

Erwin menjelaskan, sebelum pandemi, sistem transportasi yang diberlakukan perusahaan adalah berangkat dengan muatan dan pulang dengan muatan. Namun, kini perusahaan tidak membawa muatan apapun saat pulang.

“Selain itu, depresiasi kurs dan bunga juga berimbas pada kinerja perusahaan,” tambahnya.

Dengan kinerja tersebut, manajemen perusahaan mengakui target pendapatan Rp100 miliar pada 2020 akan cukup sulit tercapai. Namun, pihaknya akan tetap berupaya untuk tetap meningkatkan kinerja di sisa tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper