Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Ciputra (CTRA) Rancang MTN Global Tahun Depan

Emiten dengan kode saham CTRA tersebut tengah melakukan penelaahan terbatas untuk laporan keuangan agar penerbitan global bond dapat dieksekusi pada kuartal I/2021.
Ciputra World 2, Jakarta. Proyek ini merupakan salah satu besutan proyek mixed use PT Ciputra Development Tbk./ciputradevelopment.com
Ciputra World 2, Jakarta. Proyek ini merupakan salah satu besutan proyek mixed use PT Ciputra Development Tbk./ciputradevelopment.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Ciputra Development Tbk. berencana menerbitkan obligasi dalam mata uang asing atau global bond untuk mendanai surat utang yang jatuh tempo pada 2021.

Direktur Ciputra Development Tulus Santoso menjelaskan sebelumnya perusahaan sudah menerbitkan Medium Term Notes (MTN) di Bursa Singapura senilai 150 juta dolar Singapura akan jatuh tempo pada tahun depan.

“Untuk MTN yang akan jatuh tempo tahun depan, kami memang menjajaki untuk melakukan refinancing dengan menerbitkan MTN lagi,” kata Tulus dalam paparan publik secara daring, Kamis (3/12/2020).

Adapun, MTN tersebut diterbitkan pada September 2017 dengan tenor 4 tahun. Kupon ditentukan dengan bunga tetap sebesar 4,85 persen.

Tulus menyebut surat utang yang akan digunakan untuk mendanai ulang MTN jatuh tempo itu tetap dengan denominasi dolar Singapura.

Saat ini, emiten dengan kode saham CTRA tersebut tengah melakukan penelaahan terbatas untuk laporan keuangan agar penerbitan global bond tersebut dapat dieksekusi pada kuartal I/2021.

Namun, Tulus menambahkan bahwa waktu penerbitan surat utang tersebut belum dipastikan karena perseroan masih menimbang waktu yang tepat untuk mendapatkan harga terbaik.

“Kami sebenarnya menjajaki banyak sumber. Tapi yang paling sulit adalah kondisi pasar saat ini sehingga kami ada penjajakan juga alternatif misalnya pinjaman bank,” imbuh Tulus.

Berdasarkan pemaparan CTRA, pinjaman perseroan hingga September 2020 tercatat senilai Rp9,7 triliun. Komposisinya, pinjaman floating tercatat sebesar 82 persen dan sisanya fixed sebesar 18 persen.

Sebanyak 79 persen dari utang CTRA berdenominasi rupiah, 20 persen berdenominasi dolar Singapura, dan 1 persen berdenominasi dolar AS.

Dilihat dari profil jatuh tempo, pinjaman CTRA akan banyak yang kadaluwarsa pada 2021 sebesar 27 persen, sebelum akhirnya berkurang menjadi 19 persen pada 2022 dan 13 persen pada 2023.

“Jatuh tempo yang tinggi pada 2021 ini karena MTN denominasi dolar Singapura tadi,” ujar Tulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper