Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Perkembangan Stimulus Kembali Mengemuka, Bursa AS Melemah

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,23 persen ke level 29.755,19, sedangkan indeks Nasdaq Composite mengawali perdagangan dengan pelemahan 0,67 persen ke leve 12.272,88.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat melemah pada awal perdagangan Rabu (2/12/2020), karena kekhawatiran atas prospek pembicaraan stimulus mendinginkan sentimen positif di Wall Street.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,23 persen ke level 29.755,19, sedangkan indeks Nasdaq Composite mengawali perdagangan dengan pelemahan 0,67 persen ke leve 12.272,88.

Indeks S&P 500 melemah 0,41 persen ke level 3.647,43, turun dari rekor tertingginya setelah data ADP Research Institute menunjukkan kenaikan tenaga jumlah tenaga kerja mencapai 307.000 dalam satu bulan terakhir, laju terkecil sejak Juli.

Saham Moderna Inc. tergelincir setelah Merck & Co. mendivestasikan kepemilikan langsungnya di produsen vaksin Covid-19 tersebut. Pfizer Inc. menguat setelah vaksin yang dikembangkan mendapat persetujuan penggunaan di Inggris minggu depan.

“Penyebaran virus yang cepat di seluruh negeri membuat lebih sulit untuk mencari pekerjaan pada musim gugur ini. Pemulihan pemulihan ekonomi dari resesi terancam jika Kongres tidak dapat menyepakati paket stimulus baru sebelum akhir tahun,” kata kepala ekonom keuangan MUFG Union Bank, Chris Rupkey, seperti dikutip Bloomberg.

Setelah terobosan vaksin memicu rekor kenaikan bulanan saham global, pasar tampaknya memperkirakan prospek kesehatan yang membaik, dan investor mengalihkan sebagian perhatian mereka ke pasar obligasi.

Salah satu lonjakan terbesar dalam imbal hasil obligasi Treasury tahun ini pada hari Selasa telah memicu spekulasi tentang potensi dampak kenaikan suku bunga pada saham dan hutang perusahaan.

“Pertanyaannya adalah berapa harga yang sudah diperkirakan, dan oleh karena itu apakah penguatan menjadi terbatas?” ungkap kepala strategi pasar global Natixis Investment Managers Solutions, Esty Dwek.

Sementara itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan anggota parlemen bahwa ekonomi AS tetap dalam keadaan berantakan dan tidak pasti dalam paparannya pada sidang hari Selasa di depan Komite Perbankan Senat.

Kabar bahwa upaya Kongres untuk meloloskan stimulus tambahan mengemuka depan Selasa ketika Ketua DPR Nancy Pelosi mempresentasikan proposal baru dari Demokrat. Sementara itu, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell memangkas jumlah stimulus dalam proposal revisinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper