Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Asing Masih Net Sell, IHSG Tetap Lanjutkan Penguatan

IHSG parkir di zona hijau dengan penguatan 1,56 persen ke level 5.813,99 pada akhir sesi Rabu (2/12/2020). Sebanyak 285 saham menguat, 188 terkoreksi, dan 232 stagnan.
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan berhasil melanjutkan penguatannya pada perdagangan Rabu (2/12/2020),

Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka di level 5.755,18 dan kian ngebut pada sesi kedua bertahan di zona hijau sampai dengan akhir sesi perdagangan.

IHSG parkir di zona hijau dengan penguatan 1,56 persen ke level 5.813,99 pada akhir sesi Rabu (2/12/2020). Sebanyak 285 saham menguat, 188 terkoreksi, dan 232 stagnan.

Investor asing masih tercatat mengobral saham-saham emiten dalam negeri. Net sell atau jual bersih hingga jelang sesi penutupan mencapai Rp308,15 miliar.

Saham yang menjadi incaran jual asing adalah PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dengan net sell Rp56,8 miliar. Kemudian, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)  mengekor dengan net sell Rp56 miliar.

Adapun, saham-saham energi berhasil menghiasi jajaran top gainers, seperti saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) yang naik8,23 persen, diikuti PT Elnusa Tbk. (ELSA) naik 7,64 persen, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) yang naik 6,93 persen, dan PT Timah Tbk. (TINS) menguat 6,07 persen.

Sementara itu, saham PT Alfa Energi Investama Tbk. (FIRE) berhasil memimpin penguatan, yaitu naik hingga 25 persen.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa saat ini pasar sangat mengapresiasi perkembangan penelitian vaksin Covid-19  yang semakin progresif. Di sisi lain, hasil positif dari kinerja GDP Australia menguatkan sinyal potensi pemulihan perekonomian global.

“Dari domestik, data PMI Manufaktur yang sangat positif serta mulai menuju ke tren yang ekspansif masih memberikan euforia bagi para pelaku pasar,” ujar Nafan kepada Bisnis, Rabu (2/12/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper