Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yusuf Mansur Rekomendasi Saham Ini saat IHSG Tertekan Aksi Jual Asing

Menurut UYM, modal asing yang keluar menjadi kesempatan bagi investor domestik untuk semakin mandiri dalam mengembangkan pasar modal Indonesia.
Ustaz Yusuf Mansur./instagram @yusufmansurnews
Ustaz Yusuf Mansur./instagram @yusufmansurnews

Bisnis.com, JAKARTA - Ustaz Yusuf Mansur ikut berkomentar mengenai aksi jual investor asing yang menghantam Indeks Harga Saham Gabungan baru-baru ini.

Pada Senin (30/11/2020), IHSG berakhir di zona merah dengan koreksi 2,96 persen ke level 5.612,415 pada akhir sesi perdagangan. Adapun, investor asing tercatat mengobral saham-saham emiten dalam negeri. Net sell atau jual bersih hingga sesi penutupan mencapai Rp3,27 triliun.

Koreksi tersebut merupakan pelemahan harian yang terdalam bulan ini. Namun, hal tersebut tak terlalu memengaruhi rapor hijau yang ditorehkan IHSG yang sepanjang November. Tercatat, selama satu bulan indeks berhasil menguat 9,72 persen.

"Dana asing masuk dan keluar, muhasabah, inspirasi dan motivasi untuk memperkuat perekonomian bangsa," ujar Ustaz Yusuf Mansur dalam laman instagramnya, dikutip Selasa (1/12/2020).

Menurut Bos Grup Paytren tersebut, sebetulnya tidak ada berita yang negatif. Semua positif untuk yang percaya dan berkeyakinan positif.

Modal asing yang keluar pun menurutnya bukan informasi yang negatif. Justru hal ini menjadi kesempatan bagi investor domestik untuk semakin mandiri dalam mengembangkan pasar modal Indonesia.

Modal Asing keluar? Mana ada yang negatif? Ini asyik. Salah besar mereka meninggalkan kita. Asli salah besar. Gegara hal yang ga fundamental. Sebagai warga dunia, kita ga boleh ngusir. Mumpung mereka pergi, kita beli ramai-ramai," ajaknya.

Pada perdagangan Bursa dua hari terakhir, yakni 27 dan 30 November 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun. Dana pihak asing keluar sekitar Rp4 Triliun.

Yusuf Mansur mengatakan hal itu wajar terjadi di pasar modal. Investor bebas keluar masuk untuk ambil profit. Atau sebagai antisipasi mereka ngeliat kejadian di Tanah Air.

"Dan itu kan lagi-lagi, salah kita juga kan? Ga disiplin [protokol] covid misalnya. Terus ribut melulu, jadi pada takut. Tapi sekali lagi, perilaku asing ini, bagus. Jadi kesempatan kita beli dan menguasai [bursa] sendiri," imbuhnya.

UYM pun berandai-andai jika Bursa Efek Indonesia isinya investor lokal yang punya semangat gotong royong, ikut investasi dengan niat penyertaan di suatu perusahaan yang secara fundamental berkinerja baik, apalagi perusahaan milik negara.

"Tukang goreng dan asing ga akan terlalu mempengaruhi nasib investor lokal yg niatnya investasi dan bantu BUMN jadi kuat. Ini Mansurmology," ujarnya.

Istilahnya Mansurmology, sambungnya, dana asing masuk, alhamdulillah, kalau asing keluar tetap anteng dan gak ikutan panik. Karena memang niatnya ikut penyertaan bisnis diperusahaan berkinerja baik milik bangsa Indonesia tercinta ini.

Mungkin cita-cita ini terlalu naif untuk para bandar dan trader saham, tetapi ideal untuk mndidik investor retail pemula yang beneran ingin investasi jangka menengah dan panjang.

"Udah sana, beli WIKA, GMFI, dll. Hajar aja. Kita disiplin, Covid-19 ilang, mereka [investor asing] datang lagi, bingung. Ga ada yang bisa dibeli, hehehe," tutupnya.

Berikut komentar lengkap Yusuf Mansur dilansir dari laman instagramnya.


Dana Asing Masuk dan Keluar...

Muhasabah, inspirasi&motivasi, u/ memperkuat perekonomian bangsa...

Ga ada berita yg negatif. Smuanya positif. Buat siapa? Buat yg prcaya hanya ada yang positif. Buat yg punya sudut pandang positif. Buat yg berprilaku, bertulisan, berucap, dan berkeyakinan, positif.

Modal Asing keluar? Mana ada yang negatif? Ini asyik. Susah-susah kita usir, hehehee. Dan ga baek ngusir2. Lah, ini? Pergi sendiri. Mereka pikir qt ga bs bangun sendiri negeri qt? Enak aja. Emang qt Eropa? Yg terbelah ampir 30 negara? Kita ini negara kesatuan. Ditinggal ama semua negara, ga soal. Kita bs menghidupi negeri qt sendiri. Slh bsr mereka meninggalkan qt. Slh bsr. Asli slh bsr. Gegara hal yg ga fundamental. Sbg warga dunia, kita ga boleh ngusir. Mumpung mereka pergi, kita beli rame2.

Pada perdagangan 2 Hari Bursa trakhir (27 & 30 November 2020) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun.

Dana pihak asing keluar sekitar 4 Triliun. Hal yg wajar terjadi di pasar modal. Investor bebas keluar masuk u/ ambil profit. Atau sbg antisipasi mereka ngeliat kejadian di Tanah Air. Dan itu kan lagi2, salah kita juga kan? Ga disiplin covid misalnya. Trs ribut melulu. Berisik. Jd pada takut. Tp sekali lagi, perilaku asing ini, bagus. Jd kesempatan kita beli2 & menguasai sendiri.

Andai Bursa Efek Indonesia isinya investor lokal yg punya semangat gotong royong ikut investasi dg niat ikut penyertaan di suatu perusahaan yg scr fundamental berkinerja baik, apalagi perusahaan milik negara, milik rakyat Indonesia. Tukang goreng2&asing ga akan terlalu mempengaruhi nasib investor lokal yg niatnya investasi&bantu BUMN jd kuat. Ini Mansurmology.

Istilahnya Mansurmology lg mah... Dana asing masuk, alhamdulillah. Kl asing keluar, ya kitanya anteng2 aja ga ikutan panik jual krn memang niatnya ikut penyertaan bisnis diperusahaan berkinerja baik milik bangsa Indonesia tercinta ini.

Mungkin terlalu naif utk para Bandar&trader saham, tp ideal u/ mndidik investor retail pemula yg beneran pengen invest jangka menengah&panjang.

Udah sana, beli WIKA, GMFI, dll. Hajar aja. Kita disiplin, Covid ilang, mrk dtg lg, bingung. Ga ada yg bs diibeli, hehehe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper