Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Lesu Hampir 3 Persen, Saham Big Caps Dilepas Asing Triliunan

IHSG ditutup melemah 2,96 persen atau 170,92 poin menjadi 5.612,42. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 5.563,86 - 5.798,29.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan sambutan saat acara peringatan 25 Tahun initial public offering (IPO) Telkom di Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan sambutan saat acara peringatan 25 Tahun initial public offering (IPO) Telkom di Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan anjlok pada perdagangan Senin (30/11/2020). Investor asing tercatat melakukan transaksi net sell Rp2 triliunan lebih. Saham berkapitalisasi jumbo atau big caps menjadi sasaran jual.

Pada pukul 14.09 WIB, IHSG anjlok 3,59 persen atau 207,81 poin menuju 5.575,53. Bahkan, IHSG sempat ke level terendah 5.563,86.

Adapun, pada pertengahan perdagangan IHSG sempat anjlok cukup dalam dari level 5.700-an terjun ke posisi 5.500-an.

IHSG ditutup melemah 2,96 persen atau 170,92 poin menjadi 5.612,42. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 5.563,86 - 5.798,29.

Namun demikian, sepanjang November 2020 IHSG masih naik 9,72 persen. Sepanjang 2020, indeks koreksi 10,91 persen.

Investor asing net sell hingga Rp3,27 triliun dengan tujuan jual terutama tertuju pada saham BUMN, yaitu TLKM yang turun 6,65 persen ke posisi Rp3.230 dengan asing menjual bersih hingga Rp428,6 miliar.

Selanjutnya, saham BBCA mengalami net sell Rp419 miliar. Saham BBCA turun 2,82 persen menuju Rp31.025.

Kemudian diikuti oleh saham ASII dengan total net sell oleh asing mencapai Rp197,5 miliar sehingga saham terkoreksi 4,22 persen ke posisi Rp5.300.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa saat ini terjadi panic selling di pasar modal dalam negeri seiring dengan perkembangan penyebaran Covid-19 di Indonesia.

“Kekhawatiran terkait dengan kenaikan kasus Covid-19 khususnya yang terjadi di tanah air menyebabkan aksi panic selling terjadi,” ujar Nafan kepada Bisnis, Senin (30/11/2020).

Nafan pun menjelaskan bahwa pasar juga khawatir penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kembali terjadi di tanah air.

Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat terbatas (ratas) yang digelar hari ini menyampaikan bahwa tren kasus Covid-19 selama sepekan terakhir memburuk jika dibandingkan pekan sebelumnya.

Jokowi menyampaikan bahwa angka kasus aktif nasional pada pekan ini menyentuh angka 13,41 persen. Meskipun masih di bawah angka kasus aktif dunia, tapi Jokowi meyatakan angkanya memburuk jika dibandingkan pekan sebelumnya.

Presiden Jokowi menyoroti kasus Covid-19 di Jawa Tengah dan DKI Jakarta yang mencatat peningkatan drastis dalam beberapa hari terakhir. Presiden pun memerintahkan adanya perhatian khusus dalam penanganan Covid-19 di kedua provinsi tersebut.

Kemarin, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat terjadi penambahan kasus positif infeksi virus Corona sebanyak 6.267 jiwa, yang menjadi rekor tertinggi harian terbaru. Secara total, kasus positif virus Corona per hari ini mencapai 534.266 orang

DKI Jakarta tercatat menjadi provinsi dengan penambahan tertinggi yakni mencapai 1.436 kasus baru. Penambahan itu melonjak cukup signifikan bila dibandingkan sehari sebelumnya yakni 1.064 kasus baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper