Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Perkebunan Grup Salim Lebih Moncer, Analis Tetap Jagokan INDF & ICBP

Padahal, kinerja dua emiten Grup salim di sektor perkebunan mencatatkan pertumbuhan laba lebih impresif dibandingkan dengan emiten di sektor barang konsumen.
Petugas sedang menurunkan karton produk mi instan Indomie. Mi instan merupakan salah satu produk unggulan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk./indofood.com
Petugas sedang menurunkan karton produk mi instan Indomie. Mi instan merupakan salah satu produk unggulan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk./indofood.com

Bisnis.com, JAKARTA – Saham di sektor barang konsumen masih menjadi andalan analis di antara saham-saham di bawah naungan Grup Salim, kendati emiten sektor perkebunan grup itu berhasil mencetak kinerja impresif

Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee masih menjadikan saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) sebagai saham paling menarik untuk diakumulasi di antara saham-saham di bawah naungan Grup Salim lainnya.

Padahal, kinerja dua emiten Grup salim di sektor perkebunan mencatatkan pertumbuhan laba lebih impresif dibandingkan dengan emiten di sektor barang konsumen.

Hingga kuartal III/2020, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp277,05 miliar, tumbuh impresif hingga 427,38 persen secara year on year (yoy) dari Rp52,53 miliar pada kuartal III/2019.

Selain itu, emiten sektor perkebunan Grup Salim lainnya, PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) mencetak rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp172,5 miliar per kuartal III/2020, susut atau lebih rendah dari Rp469,95 miliar pada periode sebelumnya.

Bahkan jika dibandingkan dengan emiten sektor perkebunan lainnya seperti emiten perkebunan Grup Astra misalnya, kinerja LSIP dan SIMP tak kalah menarik. Sebagai informasi, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) juga mencatatkan pertumbuhan triple digit laba bersih atau naik 424 persen yoy.

“Saya tidak yakin untuk sektor perkebunan karena harga minyak saat ini rendah, tentu kalau harga minyak rendah insentif B20 dan B30 yang diyakini meningkatkan konsumsi CPO akan sulit sehingga harga CPO tak lagi tinggi, sedangkan sektor barang konsumsi tetap menjadi andalan apalagi dengan prospek pemulihan ekonomi,” ujar Hans Kwee kepada Bisnis, Senin (30/11/2020).

Adapun, hingga kuartal III/2020 ICBP telah membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp3,96 triliun tumbuh tipis 1,99 persen yoy.

Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk INDF tumbuh 6 persen menjadi Rp3,75 triliun dari Rp3,53 triliun.

Dua emiten sektor barang konsumsi di bawah naungan Grup Salim itu hanya berhasil cetak pertumbuhan laba single digit, di saat sejumlah rekan emiten sektor barang konsumsi mencetak pertumbuhan dobel digit.

Seperti PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) contohnya, mencatatkan pertumbuhan laba 42 persen secara yoy pada kuartal III/2020.

Di lantai bursa, pada penutupan perdagangan Senin (30/11/2020) ICBP turun 6,6 persen ke level Rp9.900 dan INDF di posisi Rp7.100 terkoreksi 2,74 persen, sedangkan LSIP naik 1,71 persen ke posisi Rp1.190 dan SIMP menetap di posisi Rp384.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper