Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Positif Bertebaran, Rupiah Diprediksi Lanjutkan Tren Penguatan Pekan Depan

Sepanjang pekan lalu, rupiah menguat 0,6 persen. Dalam sebulan terakhir, rupiah sudah menguat hingga 3,8 persen terhadap dolar AS.
Karyawati menunjukan Uang Rupiah dan Dollar AS di salah satu kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (3/9/2020)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Karyawati menunjukan Uang Rupiah dan Dollar AS di salah satu kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (3/9/2020)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah diprediksi dapat melanjutkan tren penguatannya pada perdagangan Senin (30/11/2020), seiring dengan tersebarnya beberapa sentimen positif dari faktor eksternal di pasar.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan rupiah kemungkinan akan dibuka fluktuatif pada pembukaan perdagangan pekan depan, setelah ditutup di zona hijau pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Pada perdagangan Jumat (27/11), rupiah ditutup di level Rp14.090 per dolar AS, menguat tipis 0,07 persen atau 10 poin. Kendati demikian, hal itu cukup menjadikan rupiah sebagai nilai tukar dengan kinerja terbaik di antara mata uang Asia lainnya.

Sepanjang pekan lalu, rupiah menguat 0,6 persen di saat indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,65 persen. Dalam satu bulan terakhir, rupiah telah menguat hingga 3,8 persen terhadap dolar AS.

“Namun, rupiah [pada perdagangan Senin (30/11)] mungkin ditutup menguat 5-70 poin ke posisi Rp14.090-Rp14.130 per dolar AS,” tulis Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Minggu (29/11).

Dia menyebutkan ada sejumlah sentimen yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar, antara lain kemajuan pembicaraan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa (UE) dan optimisme atas beberapa pengembang vaksin Covid-19, termasuk Pfizer Inc dan Moderna Inc, yang mengumumkan hasil positif selama 2 pekan terakhir.

Hal itu telah menempatkan dolar AS di bawah tekanan karena investor mencari aset yang berisiko. Selain itu, ada pula sentimen dari dimulainya transisi dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump ke pemerintahan presiden terpilih Joe Biden. 

Dari dalam negeri, Ibrahim menilai pasar tengah optimistis dengan upaya Pemerintah Indonesia dalam mendapatkan vaksin Covid-19.

Sebagai informasi, Indonesia, Brasil, Meksiko, India, dan Rusia adalah negara-negara berkembang yang sepertinya akan menerima vaksin paling awal. Izin penggunaan vaksin kemungkinan bisa diberikan dalam hitungan bulan.

“Kalau memang benar Indonesia akan mendapatkan vaksin lebih awal maka ada harapan besar ekonomi bisa pulih lebih cepat ketimbang negara-negara lain. Mengutip riset Goldman Sachs Global Investment Research, vaksinasi yang lebih cepat bisa membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai lebih dari 6 persen tahun depan,” paparnya.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) terus melakukan kebijakan strategi bauran ekonomi yang bertujuan untuk menstabilkan mata uang Garuda dengan cara menurunkan suku bunga dan melakukan intervensi pasar valas, obligasi, dan Surat Utang Negara (SUN) di perdagangan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).

Ibrahim menilai tujuan intervensi tersebut menahan keluarnya arus modal asing yang cukup besar dari pasar keuangan dalam negeri dan sudah tentu pelemahan mata uang rupiah tertahan, walaupun masih memasuki zona merah. Namun, apa yang dilakukan oleh BI disebut perlu mendapatkan apresiasi dari pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper