Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa AS Tergelincir, Dow Jones Kembali ke Level 29.000-an

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones melemah 0,56 persen ke level 29.872,47, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,16 persen ke 3.629,65. Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite naik 0,48 persen.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Rabu (25/11/2020) karena investor mewaspadai kumpulan data yang menunjukkan kemungkinan perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones melemah 0,56 persen ke level 29.872,47, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,16 persen ke 3.629,65. Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite naik 0,48 persen.

Volume perdagangan cenderung menyusut karena pelaku pasar menantikan hari libur Thanksgiving pada Kamis (26/11) yang akan membuat perdagangan tutup.

Sebagian data ekonomi telah dirilis. Klaim pengangguran AS naik dua pekan berturut-turut, yang pertama sejak Juli 2020, sedangkan pesanan barang tahan lama juga naik dan defisit perdagangan melebar.

Sementara itu, risalah dari pertemuan terakhir Federal Reserve tidak banyak mengubah pandangan. Bank sentral membahas pemberian lebih banyak panduan mengenai strategi pembelian obligasi selama pertemuan kebijakan 4-5 November lalu.

Pelaku pasar juga tengah menimbang efek pandemi pada ekonomi karena kasus terus meningkat dan lebih banyak wilayah memperketat pembatasan.

“Pasar terjebak di antara dua dorongan kuat –optimisme dunia pasca-pandemi dan ketakutan karena kenyataan saat ini adalah bahwa pandemi meledak di seluruh negeri,” kata kepala investasi dan manajer portofolio Thornburg Investment Management, Jeff Klingelhofer, seperti dikutip Bloomberg.

"Pasar bisa berfluktuasi, tetapi sisi negatifnya kemungkinan dibatasi oleh berita vaksin," lanjutya.

Data ekonomi yang biasa-biasa saja meredupkan berita positif soal vaksin dan permulaan formal transisi Presiden terpilih Joe Biden, termasuk kabar pemilihan Janet Yellen sebagai menteri keuangan.

Di saat yang sama, pembatasan untuk mengekang kasus virus corona yang meningkat mengancam memperlambat pemulihan ekonomi dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper