Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kecewa Pemangkasan Suku Bunga, Rupiah Masih Loyo

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot turun 0,02 persen menjadi Rp14.167 per dolar AS. Sejak awal tahun, rupiah koreksi 2,17 persen.
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah mengawali pekan ini di zona merah. Mata uang garuda masih memerah lantaran pelaku pasar tidak mengantisipasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia pada pekan lalu.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot turun 0,02 persen menjadi Rp14.167 per dolar AS. Sejak awal tahun, rupiah koreksi 2,17 persen.

Pagi ini rupiah sempat menyentuh level terbaiknya pada Rp14.162 per dolar AS sebelum bergerak turun ke teritori negatif.

Di kawasan Asia Pasifik, rupiah melemah bersama dollar Hong Kong yang turun 0,01 persen. Sementara mayoritas mata uang di Benua Kuning menguat terhadap dollar AS dipimpin oleh dollar Singapura yang naik 0,14 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan secara internal, pelemahan rupiah akibat respons negatif pasar atas keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen.

Menurut Ibrahim, keputusan BI menurunkan suku bunga di luar dugaan pasar karena para analis memperkirakan BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan bulan ini dan baru akan memangkas 7DRRR pada Desember mendatang.

 “Waktu yang tepat untuk menurunkan suku bunga sebenarnya di Desember, bukan November di mana secara bersamaan Bank Sentral Global seperti The Fed, ECB dan BoE akan bersama-sama menurunkan suku bunga,” tuturnya dalam riset harian, seperti dikutip Bisnis, Minggu (22/11/2020)

Selain itu, ditambah kekecewaan pasar atas kabar mengenai kemungkinan proses vaksinasi massal di Indonesia mundur dari jadwal yang sebelumnya disebut pemerintah karena vaksin masih belum tersedia hingga saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper