Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Rombak Direksi Garuda (GIAA), Tunjuk Direktur Keuangan Baru

Erick mengusulkan pergantian posisi Direktur Keuangan yang sebelumnya diduduki oleh Fuad Rizal. Sebagai gantinya, nama Prasetio diusulkan mengisi posisi Direktur Keuangan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan sambutan saat acara peringatan 25 Tahun initial public offering (IPO) Telkom di Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan sambutan saat acara peringatan 25 Tahun initial public offering (IPO) Telkom di Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengusulkan perubahan susunan direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang berlangsung Jumat (20/11/2020) pagi.

Erick mengusulkan pergantian posisi Direktur Keuangan yang sebelumnya diduduki oleh Fuad Rizal. Sebagai gantinya, nama Prasetio diusulkan mengisi posisi Direktur Keuangan.

Prasetio memiliki riwayat pekerjaan Corporate Advisor Garuda Indonesia. Dia juga menyabet gelar Dokter Ilmu Hukum Universitas Gadjah Mada pada 2013.

Selain di Garuda Indonesia, Prasetio pernah menjabat sebagai komisaris independen PT Titan Infrastructure Energy. Selanjutnya, posisi Komisaris Utama PT Prosegur Cash indonesia juga pernah diemban.

Sementara itu, Erick masih mempertahankan Irfan Setiaputra sebagai Direktur Utama. Posisi itu diembannya terhitung mulai Januari 2020.

Berikut susunan direksi Garuda Indonesia yang diusulkan dalam RUPSLB pada Jumat (20/11/2020):

Direktur Utama : Irfan Setiaputra

Wakil Direktur Utama : Dony Oskaria

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko : Prasetio

Direktur Operasi : Tumpal Manumpak Hutapea

Direktur Human Capital : Arya Perwira Adileksana

Direktur Teknik : Rahmat Hanafi

Direktur Layanan, Pengembangan Usaha, dan IT : Ade R. Susardi

Direktur Niaga dan Kargo : M. Rizal Pahlevi

Dalam agenda RUPSLB, Garuda Indonesia juga menggelar mata acara peningkatan modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor perseroan terkait penerbitan obligasi wajib konversi (OWK) dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp8,5 triliun lewat mekanisme penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. 

OWK tersebut merupakan salah satu program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Bertidan pembeli siaga saham GIAA ialah PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper