Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Memanas, Saham INDY hingga ADRO Menguat

Berdasarkan data Bloomberg, hingga akhir sesi I mayoritas saham emiten batu bara berhasil bertengger di zona hijau. Penguatan dipimpin oleh saham PT Indika Energy Tbk. (INDY) yang naik 10,05 persen ke posisi Rp1.150.
Aktivitas kontrak pertambangan PT Petrosea Tbk. Anak usaha Indika Energy ini memiliki pengalaman 48 tahun di bidang kontraktor pertambangan./petrosea.com
Aktivitas kontrak pertambangan PT Petrosea Tbk. Anak usaha Indika Energy ini memiliki pengalaman 48 tahun di bidang kontraktor pertambangan./petrosea.com

Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten pertambangan batu bara kompak menguat pada perdagangan Kamis (19/11/2020) seiring dengan penguatan harga batu bara global.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga akhir sesi I mayoritas saham emiten batu bara berhasil bertengger di zona hijau. Penguatan dipimpin oleh saham PT Indika Energy Tbk. (INDY) yang naik 10,05 persen ke posisi Rp1.150.

Kemudian, disusul oleh saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) yang menguat 8,42 persen ke Rp9.975, saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) yang naik 5,21 persen ke Rp2.220, dan saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang menguat 3,57 persen ke Rp21.750.

Tidak mau kalah, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) juga naik 2,94 persen ke posisi Rp1.225, saham PT Mitrabara Adiperdana Tbk. (MBAP) juga menguat 2,19 persen ke posisi Rp2.330, dan saham PT Harum Energy Tbk. (HRUM) yang naik 1,72 persen ke posisi Rp2.360.

Selain itu, saham emiten kontraktor pertambangan batu bara juga ikut bergerak di zona hijau. saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) naik 3,08 persen ke posisi Rp1.840 dan saham PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) menguat 2,94 persen ke Rp280.

Di sisi lain, saham emiten batu bara berkapitalisasi terjumbo PT Bayan Resources Tbk. (BYAN), dan saham batu bara Grup Sinar Mas yaitu PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dan PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) tampak tidak memanfaatkan momentum untuk menguat.

Ketiga saham itu tampak tidak bergerak daripada posisi perdagangan sebelumnya. BYAN tetap di posisi Rp14.700, DSSA menetap di Rp17.300 dan GEMS di posisi Rp2.550.

Adapun, penguatan saham emiten batu bara sejalan dengan kenaikan harga batu bara global.

Pada penutupan perdagangan Rabu (18/11/2020) harga batu bara newcastle untuk kontrak Desember 2020 menguat 0,88 persen ke posisi US$63,05 per ton. Sepanjang tiga bulan terakhir harga batu bara telah menguat 14,74 persen, walaupun secara year to date masih terkoreksi 12,49 persen.

Mengutip Bloomberg, Asosiasi Transportasi & Distribusi Batubara China memeperkirakan utilitas pembangkit listrik yang terbakar pada Desember di China akan meningkat dari bulan sebelumnya karena cadangan tenaga air berkurang dan cuaca musim dingin yang lebih dingin meningkatkan kebutuhan untuk pemanas.

Kenaikan tersebut menggarisbawahi peran penting batu bara bagi China, bahkan ketika para pejabat menindak polusi udara yang memburuk dan menargetkan penghentian penggunaan batu bara untuk memenuhi janji iklim 2060.

Asosiasi itu pun memperkirakan harga batubara akan berfluktuasi di level tinggi pada Desember seiring dengan permintaan listrik yang meningkat lebih cepat daripada hasil tambang domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper