Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

​Saham HM Sampoerna (HMSP) Ngebul Terus, Begini Rekomendasi Sekuritas

Pada penutupan sesi pertama hari ini, Kamis (19/11/2020), saham HM Sampoerna (HSMP) menguat 4,04 persen menjadi motor penguatan IHSG. Sebagian besar analis dalam konsensus Bloomberg merekomendasikan beli untuk saham HMSP.
Kantor HM Sampoerna. /HM Sampoerna
Kantor HM Sampoerna. /HM Sampoerna

Bisnis.com, JAKARTA – Mirae Asset Sekuritas menurunkan target harga saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) setelah perseroan merilis data keuangan untuk kuartal/2020. Kendati demikian, sebanyak 11 dari 30 analis masih merekomendasikan beli untuk HMSP.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan sesi pertama pada Kamis (19/11/2020), saham HMSP berhasil menguat 4,04 persen atau 60 poin ke level Rp1.545. Secara mingguan, saham HMSP sendiri sudah menguat 7,67 persen.

Secara umum, sebanyak 11 dari 30 analis dalam konsensus Bloomberg merekomendasikan beli untuk saham HMSP. Adapun 10 analis memberikan rekomendasi hold dan 9 analis lain menyarankan jual. Target harga secara konsensus mencapai 1.711,67.

Adapun, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan tahan saham HMSP  dengan target harga yang lebih rendah. Berdasarkan kinerja fundamentalnya, sekuritas menilai perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih secara kuartalan, meski masih terkoreksi secara tahunan.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya menyatakan peningkatan laba bersih ditopang oleh pertumbuhan pendapatan secara kuartalan sebesar 9,5 persen menjadi Rp23 triliun. Selain itu, biaya operasi juga turun 4,1 persen secara kuartalan.

Adapun dalam periode sembilan bulan 2020, HMSP membukukan laba bersih Rp6,9 triliun, turun 32,2 persen secara tahunan. Angka tersebut berada dibawah estimasi laba bersih sekuritas dan konsensus yakni hanya sebesar 65 persen dari total proyeksi laba bersih untuk keseluruhan tahun 2020.

Padahal, selama tiga tahun terakhir, perseroan berhasil mencatatkan total laba bersih 73 persen dari estimasi total laba bersih per tahunnya dari sekuritas dan konsensus.   

“Kami yakin pertumbuhan pendapatan HMSP berbasis kuartalan didukung oleh pertumbuhan volume penjualan sebesar 5,5 persen secara kuartalan dan rata-rata kenaikan ASP (average selling price/harga jual rata-rata) secara kuartalan,” jelas Christine dalam risetnya, Rabu (18/11/2020). 

Secara keseluruhan, sekuritas asal Korea Selatan tersebut yakin volume penjualan menurun secara tahunan karena produk non-andalan perseroan bersaing ketat dengan produsen rokok tier dua yang berbeda tarif cukai dari harga jual ecerannya.

Dengan demikian, sekuritas memangkas estimasi laba bersih hingga akhir 2020 sebesar 10,6 persen. Dalam pandangannya, pertumbuhan volume penjualan pada 2021 akan melambat mengingat adanya kemungkinan kenaikan cukai pada tahun 2021 seiring dengan rendahnya pertambahan upah minimum.

Selain itu, margin perseroan bisa menurun karena perusahaan rokok mungkin perlahan-lahan memberlakukan kenaikan tarif cukai. Oleh karena HMSP termasuk produsen rokok tier-1, produknya lebih rentan kehilangan pangsa pasar atau penurunan margin akibat persaingan.

“Kami mempertahankan rekomendasi hold (tahan) pada HMSP. Target harga terbaru kami Rp1.550, dari Rp1820 yang didasari P/E (price to earning ratio) 16 kali pada 2021,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper