Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang RDG Bank Indonesia, Rupiah Dibuka Melemah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah tipis. Hingga akhir perdagangan, rupiah diprediksi akan tetap menguat
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Setelah dua sesi menguat, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (18/11/2020). 

Berdasarkan data Bloomberg per pukul 09.01, nilai tukar rupiah dibuka melemah 5 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.060 per dolar AS. Di saat yang sama indeks dollar menguat 0,08 poin atau 0,09 persen ke level 92,49.

Pada perdagangan kemarin nilai rupiah di pasar spot ditutup terapresiasi 0,39 persen menjadi Rp14.055 per dolar AS dan menjadi yang terkuat di antara mata uang Asia lainnya.

Sementara hari ini pelemahan rupiah juga sejalan dengan mata uang Asia lain berturut-turut baht Thailand -0,12 persen, yuan China -0,07 persen, pero Filipina 0,04 persen, dolar Singapura 0,03 persen, serta won Korea Selatan 0,02 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memang memprediksi rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini. Namun cenderung menguat pada kisaran Rp14.020 - Rp14.090 per dolar AS.

Dia menjelaskan, sejumlah sentimen positif terhadap rupiah datang dari rilis data makroekonomi seperti neraca perdagangan. Pelaku pasar antara lain juga menunggu hasil keputusan rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia yang berlangsung 18-19 November 2020.

“Membaiknya neraca perdagangan Indonesia, kepercayaan pasar kembali pulih. Wajar kalau modal asing kembali masuk ke pasar finansial dalam negeri,” kata Ibrahim, Selasa (17/11/2020).

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan Indonesia per Oktober 2020 senilai US$3,61 miliar atau lebih baik dibandingkan surplus pada bulan sebelumnya US$2,39 miliar.

Sejak awal tahun, surplus neraca perdagangan RI mencapai US$17,07 miliar atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat defisit US$2,12 miliar.

Dari luar negeri, kenaikan jumlah kasus Covid-19 secara global terlihat mengimbangi optimisme perkembangan vaksin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper