Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Peduli Lonjakan Kasus Covid-19, Bursa Asia Stabil Menguat

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (18/11/2020), indeks Topix Jepang ditutup turun sebesar 0,8 persen Sedangkan, indeks Kospi Korea Selatan terpantau menghijau 0,26 persen, dan indeks ASX 200 Australia naik 0,51 persen.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas bursa Asia ditutup menguat tipis setelah pelaku pasar mengkhawatirkan kenaikan jumlah kasus infeksi virus corona dan rencana lockdown di beberapa negara.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (18/11/2020), indeks Topix Jepang ditutup turun sebesar 0,8 persen Sedangkan, indeks Kospi Korea Selatan terpantau menghijau 0,26 persen, dan indeks ASX 200 Australia naik 0,51 persen.

Selanjutnya, indeks Shanghai Composite China dan Hang Seng Hong Kong juga terpantau berada di zona hijau dengan kenaikan masing-masing sebesar 0,15 persen dan 0,14 persen.

Investor saat ini sedang menghentikan aksi belinya setelah melambungkan pasar ke rekor kenaikan harian tertinggi pada Senin kemarin yang ditopang oleh kejelasan vaksin virus corona.

Sementara itu, distribusi luas vaksin tersebut belum mencapai fase final dan jumlah kasus virus corona di AS dan Eropa semakin meningkat.

Di sisi lain, Ketua DPR AS dari Partai Demokrat Nancy Pelosi dan Ketua Senat AS Chuck Schumer meminta Ketua Senat AS dari Partai Republik, Mitch McConnell untuk melanjutkan pembicaraan terkait paket stimulus fiskal yang sempat tertunda. Meski demikian, McConnell tetap bersikeras bahwa pihaknya menginginkan stimulus yang terarah.

"Setelah sentimen pemilu AS mereda, kini katalis pasar ada di virus corona yang jumlah kasusnya terus mengalami kenaikan. Selain itu, stimulus fiskal juga masih dinanti pelaku pasar baik dari segi jumlah maupun waktunya," ujar David Kudla, CEO Mainstay Capital Management.

Sementara itu, CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan, vaksin rancangan pihaknya telah berhasil melewati sejumlah tolok ukur kunci keselamatan dalam uji klinisnya. Pihaknya pun akan segera meminta persetujuan darurat untuk pembuatan vaksin tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper