Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar Baik Vaksin Covid-19 Bikin Investor Asing Berbondong Masuk Pasar SUN

Jumlah penawaran yang masuk pada hari ini mengalami lonjakan bila dibandingkan dengan hasil penawaran pada lelang SUN pada 3 November 2020 lalu sebesar Rp66,26 triliun. Adapun, dari jumlah tersebut, pemerintah memenangkan Rp24,6 triliun.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (17/11/2020) menghasilkan penawaran sebesar Rp104,68 triliun. 

Jumlah penawaran yang masuk pada hari ini mengalami lonjakan bila dibandingkan dengan hasil penawaran pada lelang SUN pada 3 November 2020 lalu sebesar Rp66,26 triliun. Adapun, dari jumlah tersebut, pemerintah memenangkan Rp24,6 triliun.

Berdasarkan data dari laman Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, SUN Seri FR0087 menjadi yang paling dicari investor dengan jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp29,35 triliun. Seri akan jatuh tempo pada 15 Februari 2031 ini dimenangkan sebesar Rp8,45 triliun

Sementara itu, Seri FR0080 yang jatuh tempo pada 15 Juni 2035 menjadi SUN dengan jumlah peminat terbanyak kedua pada lelang hari ini. Dari penawaran sebesar Rp24,33 triliun, pemerintah memenangkan Rp5,75 triliun.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, lelang SUN hari ini dipengaruhi oleg euforia pasar keuangan global dan domestik terkait keberhasilan ujicoba vaksin serta hasil pemilihan presiden di Amerika Serikat.

“Tercatat penawaran yang masuk sebesar Rp104,7 triliun atau merupakan incoming bids tertinggi ke-4 sepanjang tahun 2020,” katanya dikutip dari keterangan resmi.

Deni menjelaskan, permintaan investor mengalami kenaikan yang sangat pesat yaitu sebesar 57,6 persen bila dibandingan dengan permintaan pada lelang SUN sebelumnya. Bid to cover ratio juga meningkat secara signifikan dari 2,24 kali pada lelang sebelumnya menjadi 4,26 kali di lelang hari ini.

Ia melanjutkan, investor asing mulai membanjiri lelang SUN kedua terakhir pada tahun 2020. Hal tersebut terlihat dari peningkatan penawaran dari investor asing yang cukup signifikan terutama pada tenor panjang, sehingga total penawaran dari investor asing naik hampir 2 kali lipat dari 11,5 persen pada lelang sebelumnya menjadi 20,7 persen.

Selain itu, masuknya investor asing berdampak pada semakin kompetitifnya imbal hasil yang ditawarkan oleh investor pada lelang pada hari ini. Hal ini tercermin dari penurunan WAY untuk seluruh tenor, khususnya untuk SUN tenor 5-20 tahun dengan penurunan mencapai 15-45 basis poin dibandingkan dengan lelang SUN sebelumnya.

Secara terpisah, Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas Ariawan mengatakan, optimisme investor asing terlihat mulai pulih pada lelang hari ini. Hal tersebut ditopang oleh kabar kejelasan adanya vaksin virus corona dari dua perusahaan farmasi yakni Pfizer dan Moderna yang semakin meningkatkan harapan para investor akan pembukaan kembali kegiatan ekonomi global.

“Hal ini juga mendorong para investor asing untuk lebih berani masuk ke aset-aset berisiko di emerging market seperti Indonesia,” jelasnya.

Sentimen risk on dari investor asing terlihat dari jumlah penawaran lelang SUN terbesar pada hari ini yang dipegang oleh obligasi bertenor panjang seperti FR0087 dan FR0080. Hal ini menggambarkan keyakinan para investor terhadap kondisi pasar obligasi Indonesia yang semakin baik.

Ariawan melanjutkan, sentimen positif ini kemungkinan besar dapat bertahan hingga lelang SUN terakhir pada tahun 2020 yang akan digelar awal Desember mendatang. Menurutnya, sejauh ini, belum ada tekanan signifikan ke pasar obligasi Indonesia seiring dengan prospek The Fed dan Bank Indonesia yang akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah.

Di sisi lain, tingkat imbal hasil (yield) obligasi Indonesia juga terbilang masih menarik dibanding negara lainnya. Menurut data dari laman World Government Bonds, tingkat imbal hasil obligasi Indonesia dengan tenor 10 tahun terpantau di level 6,277 persen. Dalam sebulan terakhir, yield obligasi Indonesia menunjukkan tren penguatan sebesar 58,6 basis poin.

“Potensi permintaan investor terhadap obligasi Indonesia masih akan tinggi hingga akhir 2020,” ujar Ariawan.

Seri

Jatuh Tempo

Penawaran Masuk

Jumlah Dimenangkan

Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan

SPN03210218

18 Februari 2021

Rp1,460 triliun

Rp1 trilin

2,99%

SPN12210812

12 Agustus 2021

Rp3,360 triliun

Rp1 triliun

 3,15%

FR0086

15 April 2026

 

Rp23,417 triliun

Rp6 triliun

5,19%

 

FR0087

15 Februari 2031

Rp29,3571 triliun

Rp8,450 triliun

6,19%

 

FR0080

15 Juni 2031

Rp24,337 triliun

 

Rp5,750 triliun

6,7%

 

FR0083

15 April 2040

Rp14,1278 triliun

Rp1,450 triliun

7,09%

FR0076

15 Mei 2048

Rp8,6268 triliun

Rp0,950 triliun

7,28%

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper