Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Properti Menghijau, Adhi Karya (ADHI) Paling Menjulang

Saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) menguat 8,57 persen menjadi Rp760 per saham.
U-Shape Girder merupakan pondasi struktur bangunan LRT Jabodebek dengan cetakan beton berbentuk huruf U. Untuk pertama kalinya U- Shape Girder digunakan di Indonesia dan lahir di pabrik beton pracetak milik ADHI. Teknologi ini diadopsi dari Prancis. /ADHI.Co.Id
U-Shape Girder merupakan pondasi struktur bangunan LRT Jabodebek dengan cetakan beton berbentuk huruf U. Untuk pertama kalinya U- Shape Girder digunakan di Indonesia dan lahir di pabrik beton pracetak milik ADHI. Teknologi ini diadopsi dari Prancis. /ADHI.Co.Id

Bisnis.com, JAKARTA - Pada akhir perdagangan sesi I hari ini, Senin (16/11/2020), indeks JAKPROP menguat 0,81 persen menjadi 340,24.

Penguatan dipimpin oleh saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI)  yang menguat 8,57 persen menjadi Rp760 per saham.

Selanjutnya mengikuti saham PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE) yang terapresiasi 8,25 persen menjadi Rp210 per saham.

Saham PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) juga tak ketinggalan dengan pertumbuhan 5,39 persen menjadi Rp176 per saham.

Sebelumnya, kinerja indeks properti, real estat, dan konstruksi bangunan di Bursa Efek Indonesia menjadi yang paling buruk pada periode tahun berjalan.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 13 November 2020, indeks JAKPROP anjlok 33,02 persen sejak awal tahun.

Adapun, hanya indeks JAKPROP yang turun melampaui minus 30 persen. Indeks infrastruktur, utilitas, dan transportasi melemah 22,99 persen dan indeks aneka industri melambat 16,04 persen.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terdepresiasi 13,31 persen secara year-to-date (ytd).

Kendati kini berada di posisi paling boncos, indeks saham properti diperkirakan menjadi salah satu yang bangkit duluan ketika ekonomi pulih pada 2021.

Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya melihat saham sektor properti bakal menjadi salah satu yang meaju pada 2021 terdorong oleh dampak UU Cipta Kerja.

“Ada dampak dari omnibus law yang memperbolehkan asing memiliki apartemen dan kami melihat bahwa walaupun PSBB mash berlanjut tapi penjualan marketing sales dari perusahaan properti itu trennya pulih,” ujar Hariyanto, pekan lalu.

Menurutnya, memang ada kecenderungan masyarakat menggeser prioritas investasi dalam hal pembelian rumah pada masa pandemi.

Namun, dengan sejumlah dana yang dapat dihemat dan prospek ekonomi yang lebih baik diperkirakan membuat masyarakat kembali memburu aset properti seperti rumah dengan harga di bawah Rp2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper