Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengelola Hypermat (MPPA) Harap Aktivitas Ekonomi Pulih 80 Persen

PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) berharap aktivitas ekonomi bisa kembali 80 persen di akhir tahun.
Gerai Hypermart Mall Bali Galeria, Kuta, buka lagi setelah direnovasi 2,5 bulan./Bisnis-Feri Kristianto
Gerai Hypermart Mall Bali Galeria, Kuta, buka lagi setelah direnovasi 2,5 bulan./Bisnis-Feri Kristianto

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel pengelola jaringan supermarket Hypermart, Foodmart, Primo, Hyfresh hingga Smartclub PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) menyatakan akan tetap mendorong penjualan melalui kerjasama online dan offline untuk memperbaiki kinerja hingga akhir tahun ini.

Head of Corporate Communication Matahari Putra Prima Fernando Repi mengatakan bahwa sejak awal tahun perseroan sudah menggalakkan kerjasama dengan berbagai platform mulai dari Grabmart, Shopee dan lain sebagainya.

Di sisi lain, perseroan juga memfasilitasi aktivitas belanja konsumennya melalui Hypermart Online Chat & Shop, Park & Pick Up untuk bisa mengimbangi kenaikan penjualan pada channel online jelang momentum akhir tahun nanti.

“Kita harapkan nanti channel ini bisa mendorong transaksi kita di akhir tahun nanti,” ungkapnya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Di sisi lain, perseroan juga berencana untuk berkolaborasi dengan pemasok barang konsumer ditopang oleh data penjualan yang dimiliki perseroan dan platform daring. Hal ini dinilai perseroan memberikan perspektif baru bagi perseroan untuk melakukan promosi baru pada akhir tahun ini.

“Kita berharap aktivitas ekonomi bisa kembali, meskipun tidak 100 persen, paling tidak [aktivitas ekonomi] bisa kembali 80 persen di akhir tahun,” sambungnya.

Untuk diketahui, MPPA belum merilis laporan keuangan per September 2020. Namun, berdasarkan laporan keuangan semester pertama 2020, penjualan bersih perseroan hanya sebesar Rp3,67 triliun, turun 20,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dengan begitu, rugi berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp219,25 miliar, meningkat dibandingkan posisi rugi tahun sebelumnya yakni Rp186,88 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper