Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Lepas Saham TLKM & BMRI, IHSG Loyo di Sesi I

IHSG terpantau melemah 0,49 persen atau 26,71 poin ke level 5.431,98 pada akhir perdagangan sesi I. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 5.427,63-5.460,94.
Pengunjung mengambil gambar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengunjung mengambil gambar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) terus tertekan di zona merah hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (13/11/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terpantau melemah 0,49 persen atau 26,71 poin ke level 5.431,98 pada akhir perdagangan sesi I. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 5.427,63-5.460,94.

Sebanyak 163 saham berhasil menguat, sedangkan 210 saham melemah dan 193 saham stagnan.

Total volume transaksi hingga akhir sesi I mencapai 7,62 miliar saham dengan nilai sebesar Rp4,729 triliun. Adapun, investor asing mencatat aksi beli bersih (net sell) mencapai Rp131,12 mliar pada akhir sesi I.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menjadi saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing, dengan foreign net sell mencapai Rp72,9 miliar.

Kemudian, investor asing juga ramai-ramai menjual saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Foreign net sell emiten dengan kode saham BMRI ini mencapai Rp40,1 miliar hingga akhir sesi I.

Adapun saham TLKM dan BMRI melemah masing-masing 2,63 persen dan 1,21 persen.

Director Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan pergerakan IHSG terlihat sedang terkonsolidasi setelah mengalami kenaikan pada beberapa waktu sebelumnya.

William memperkirakan IHSG masih berpotensi melemah pada perdagangan hari ini dengan kisaran pergerakan di level 5.421-5.560.

“Sehingga jika terjadi momentum koreksi wajar, para investor masih dapat melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek,” ungkap William dalam riset yang diterima Bisnis, Jumat (13/11).  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper