Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amerika Selatan Kekeringan, Harga Bahan Baku Tahu Tempe Bisa Naik Nih

Cuaca kering di Amerika Selatan di sisi lain telah menjadi faktor utama proyeksi kenaikan harga kedelai. Hal itu seiring dengan prospek kekeringan yang dapat memberi tekanan produksi dan pasokan.
Pekerja menyortir kedelai yang baru tiba di gudang penyimpanan di Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (19/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja menyortir kedelai yang baru tiba di gudang penyimpanan di Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (19/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Fitch Solutions,menaikkan proyeksi rata-rata harga kedelai pada tahun depan seiring dengan prospek peningkatan permintaan dan pasokan yang berkurang akibat faktor cuaca di Amerika Selatan.

Dilansir dari Bloomberg, Fitch Solutions menaikkan proyeksi rata-rata harga kedelai tahun ini menjadi sebesar US$9,4 per bushel, untuk 2021 dan 2022 sebesar US$9,55 per bushel, sedangkan untuk 2023 dan 2024 sebesar US$9,45 per bushel.

Nilai itu lebih tinggi sekitar 65 sen per bushel daripada perkiraan Fitch Solutions sebelumnya. Untuk diketahui, satu bushel setara dengan satu gantang atau 27,21 kilogram.

Fitch Solution juga mempertahankan pandangan fundamental terhadap pasar kedelai yaitu hanya akan mengalami surplus tipis hingga 2024 sehingga akan mendorong harga untuk bergerak cenderung lebih tinggi.

“Fundamental telah berubah lebih bullish dalam beberapa minggu terakhir, terutama karena peningkatan pembelian di China dan serangkaian rilis data ekonomi AS yang berada di bawah konsensus,” tulis Fitch Solutions seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (12/11/2020).

Cuaca kering di Amerika Selatan di sisi lain telah menjadi faktor utama proyeksi kenaikan harga kedelai. Hal itu seiring dengan prospek kekeringan yang dapat memberi tekanan produksi dan pasokan.

Namun, jika curah hujan membaik dan penanaman dipercepat, Fitch menilai harga kedelai berpotensi turun signifikan. Apalagi jika vaksin Covid-19 tidak kunjung ditemukan dan teruji keberhasilannya.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (12/11/2020) hingga pukul 15.08 WIB, harga kedelai berjangka di bursa Chicago untuk kontrak Januari 2021 berada di posisi US$11,47 per bushel, terkoreksi 0,46 persen.

Harga kedelai berbalik melemah setelah mengalami reli 3 perdagangan berturut-turut. Namun, sepanjang tahun berjalan 2020, harga kedelai telah bergerak menguat 20,97 persen.

Adapun, sebelumnya Fitch Solutions juga telah menaikkan proyeksi rata-rata harga komoditas agrikultur lainnya, yaitu minyak sawit untuk tahun ini dari 2.450 ringgit per ton menjadi 2.580 ringgit per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper