Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona Kian Menggila di AS, Wall Street Bergerak Variatif

Wall Street bergerak variatif setelah pasar saham mulai jenuh dalam sepekan terakhir. Di sisi lain, kasus kematian akibat Covid-19 yang mencetak rekor tertinggi sejak Mei 2020 turut memberikan sentimen negatif terhadap pasar saham.
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (12/11/2020) menyusul kekhawatiran pasar terkait jumlah kematian akibat Covid-19 yang mencetak rekor.

Dilansir dari Bloomberg, indeks S&P 500 memangkas reli mingguan, dipimpin saham perbankan dan energi. Indeks S&P 500 terpantau menguat 0,77 persen. Sementara itu indeks Nasdaq Composite naik 0,31 persen sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,61 persen.

Amerika Serikat mencatat 152.255 kasus infeksi baru kemarin ketika virus corona menyebar ke seluruh negeri. Jumlah kematian per hari dilaporkan mencapai 1.987 sehingga mencapai titik tertinggi sejak Mei 2020. Jumlah rawat inap juga naik 10 persen dalam lima hari di enam negara bagian.

Ahli Kesehatan AS Anthony Fauci menyebut Covid-19 tidak akan menjadi pandemi lebih lama lagi berkat kemajuan pesat dalam pengembangan vaksin. Namun, virus corona tetap endemik untuk kurun waktu yang lama.

"Kesalahan sepertinya ada pada peningkatan kasus Covid-19 dan menimbulkan upaya lockdown [untuk membendung penyebaran virus]," ujar Kepala Strategi di Miller Tabak+ Matt Malley.

Dia menilai kasus Covid-19 yang meningkat bukan berita baru. Dia menyebut, penurunan di bursa saham lebih disebabkan kondisi pasar yang sudah jenuh dalam waktu yang sangat pendek.

Di sisi lain, target inflasi di AS pada Oktober tidak berubah dan meleset dari perkiraan. Inflasi yang tidak bergerak mencerminkan harga bensin lebih murah dan biaya perawatan medis lebih rendah.

Aplikasi untuk tunjangan pengangguran negara bagian AS turun paling banyak dalam lima minggu, menandakan perbaikan bertahap di pasar tenaga kerja terus berlanjut meskipun ada rekor lonjakan infeksi Covid-19.

Saham

  • S&P 500 merosot 0,5% pada 9:30 pagi waktu New York.
  • Indeks Stoxx Europe 600 turun 0,9%.
  • MSCI Asia Pacific Index naik 0,1%.

Mata Uang

  • Indeks Spot Dolar Bloomberg sedikit berubah.
  • Euro meningkat 0,2% menjadi $ 1,1801.
  • Yen Jepang menguat 0,1% menjadi 105,31 per dolar.

Obligasi

  • Imbal hasil obligasi AS 10-tahun turun lima basis poin menjadi 0,92%.
  • Imbal hasil obligasi Jerman 10-tahun Jerman turun satu basis poin menjadi -0,52%.
  • Imbal hasil obligasi Inggris 10 tahun turun tiga basis poin menjadi 0,382%.

Komoditas

  • Indeks Komoditas Bloomberg merosot 0,1%.
  • Minyak mentah West Texas Intermediate turun 0,1% menjadi $ 41,42 per barel.
  • Emas menguat 0,4% menjadi $ 1,872.65 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper