Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Rupiah Gagal Menguat ke Rp13.900-an, Kenapa Ya?

Rupiah ditutup melemah 0,2 persen atau 27,5 poin menuju Rp14.085 per dolar AS, di saat indeks dolar AS bergerak menguat 0,02 persen ke level 92,769.
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup berbalik melemah dan gagal memuluskan jalannya menuju level Rp13.900-an pada perdagangan hari ini, Rabu (11/11/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,2 persen atau 27,5 poin menuju Rp14.085 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,02 persen menuju 92,769.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim dalam laporannya menyebutkan, pergerakan rupiah hari ini salah satunya dipengaruhi oleh harapan pasar terhadap paket stimulus substansial yang telah meningkat. Kepala Federal Reserve mengatakan, bantuan pemerintah diperlukan untuk menggerakkan ekonomi melalui periode ini.

“Program stimulus keuangan cenderung mendevaluasi dolar dan mendukung logam mulia,” demikian kutipan laporan tersebut.

Di sisi lain, sejumlah sentimen positif yang sebelumnya menggairahkan pasar juga telah memudar, salah satunya adalah pengumuman dari Pfizer tentang hasil awal yang positif untuk vaksin virus corona. Investor menyadari peluang untuk melakukan profit taking masih terbuka sebelum vaksin tersebut dapat didistribusikan secara merata.

Selain itu, Presiden Donald Trump menolak menerima hasil pemilihan presiden, dengan klaim penipuan dan kecurangan pemilu yang tidak berdasar. Hal ini membuat ekspektasi kelancaran transisi kekuasaan menjadi keraguan dan menciptakan ketidakpastian di pasar global.

Dari dalam negeri, pertumbuhan kredit yang minim turut mempengaruhi nilai rupiah. Perlambatan tersebut terjadi karena penurunan dari sisi penawaran dan permintaan kredit saat stabilitas sistem keuangan nasional masih terjaga di tengah pandemi virus corona. Pandangan ini merujuk pada kondisi ekonomi Indonesia sampai semester I 2020.

Ibrahim melanjutkan, perlambatan ini terjadi seiring menguatnya perilaku risk-averseness perbankan di tengah risiko kredit yang meningkat sehingga semakin selektif dalam menyalurkan kredit dan perilaku wait-and-see korporasi serta RT yang mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pembiayaan.

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah akan dibuka fluktuatif, namun ditutup melemah sebesar 15 hingga 100 poin di level Rp14.050 hingga Ro 14.120.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper