Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melesat ke 5.500, Investor Asing Masuk Rp2,02 Triliun

Pada akhir perdagangan Rabu (11/11/2020), IHSG terpantau parkir di level 5509,51 setelah menguat 0,86 persen.
Pegawai melintas di depan layar monitor perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (3/6/2020). Bisnis/Abdurachman
Pegawai melintas di depan layar monitor perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (3/6/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) terus menguat dan kini menembus level 5.500 seiring dengan masuknya investor asing.

Pada akhir perdagangan Rabu (11/11/2020), IHSG terpantau parkir di level 5.509,51 setelah menguat 0,86 persen atau 46,77 poin. Sepanjang hari, indeks bergerak di rentang 5.471,59 - 5.520,91.

Terpantau 208 saham menguat, 230 saham melemah, dan 177 saham stagnan. Investor asing cenderung melakukan aksi beli dengan net buy Rp2,02 triliun.

Sebelumnya, pada Selasa (10/11/2020), net buy asing mencapai Rp2,25 triliun, dan pada Senin (9/11/2020) net buy asing mencapai Rp190,79 miliar.

Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan pergerakan IHSG yang begitu agresif selama beberapa waktu belakangan didasari oleh sejumlah sentimen positif yang terjadi hampir bersamaan.

Faktor pertama, euforia pasar atas kemenangan kandidat calon presiden asal Partai Demokrat, Joe Biden, di Pemilu Amerika Serikat pada pekan lalu.

Rudiyanto menyebut awalnya dia memprediksi kemenangan Joe Biden tidak berdampak positif pada pasar modal karena kebijakannya yang dinilai tak terlalu ramah pada sektor usaha. Namun, ternyata kemenangan mantan wapres Barack Obama ini disambut baik oleh pasar.

“Ternyata dia menang dan saham kita malah naik. Jadi saya rasa orang sudah memproyeksikan bahwa Joe Biden akan lebih bersahabat untuk negara berkembang,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (11/11/2020).

Faktor kedua adalah adanya kabar positif atas vaksin yang tengah dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal AS Pfizer bersama dengan perusahaan asal Jerman BioNTech yang diklaim memiliki efektivitas lebih dari 90 persen.

Kemudian faktor terakhir adalah meredanya gejolak masyarakat atas pengesahan Undang-undang Cipta Kerja, yang mana bulan lalu masih banyak terjadi demonstrasi menentang UU Omnibus Law tersebut.

“Jadi kombinasi dari ketiga hal tersebut menurut saya yang mendorong IHSG,” ujar Rudiyanto.

Untuk tingginya inflow asing, Rudiyanto menilai hal tersebut lebih disebabkan oleh faktor kedua dan ketiga. Pasalnya, meski pasar mengapresiasi kemenangan Biden, tapi masih dibayangi oleh gugatan petahana Donald Trump yang berpotensi membuat market terusik kembali.

Lebih lanjut, Rudiyanto menyebut pihaknya menilai harga wajar IHSG ada di kisaran 5.500 - 6.000 di akhir tahun ini. Akan tetapi ternyata indeks mampu mencapai level tersebut lebih cepat sehingga dia menilai IHSG mulai masuk fase bullish.

“Selama momentum vaksin bisa dipertahankan menurut saya kita akan masuk fase tren kenaikan. Sekarang kan beritanya vaksin bagus tapi jangan sampai nanti ada kabar harganya satu orang dua juta misalnya, itu kan batal lagi vaksinnya. Momentum vaksin terus dijaga,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper