Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Jual Melanda Sektor Teknologi, Wall Street Variatif

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 melemah 0,59 persean atau 21,02 poin ke level 3.529,48 pada awal perdagangan, sedangkan indeks Nasdaq Composite melemah 1,32 persen ke level 11.559,06.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada awal perdagangan Selasa (10/11/2020), menyusul spekulasi bahwa reli bulan ini telah melampaui prospek rebound ekonomi di tengah kebangkitan kasus virus corona di seluruh dunia.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 melemah 0,59 persean atau 21,02 poin ke level 3.529,48 pada awal perdagangan, sedangkan indeks Nasdaq Composite melemah 1,32 persen ke level 11.559,06.

Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,42 persen atau 122,58 poin ke level 29.280,55.

Sektor teknologi tertekan dan menyeret indeks Nasdaq ke zona merah. Saham Amazon.com Inc. merosot setelah raksasa ritel online ini menghadapi tuntutan dari Uni Eropa.

Adapun, Boeing Co. mengerek indeks Dow Jones di tengah berita bahwa regulator AS dapat mencabut larangan terbang 737 Max pekan depan. Sementara itu, Eli Lilly & Co. menguat saat AS memberikan ijin penggunaan antibodi untuk penggunaan darurat.

Setelah semua antusiasme yang mengangkat saham global pada hari Senin dan menekan aset safe haven, sejumlah analis mengatakan langkah tersebut mungkin sudah terlalu jauh karena pertanyaan sulit tetap tidak terjawab.

Vaksin virus corona masih perlu melampaui sejumlah uji coba yang harus diselesaikan, sedangkan kekhawatiran terhadap stimulus fiskal AS, transisi kekuasaan ke Presiden terpilih Joe Biden dan melonjaknya kasus virus meningkatkan kekhawatiran investor.

"Masih ada ketidakpastian yang luar biasa di luar sana, dan sementara ekuitas mungkin terus menanjak ke dinding kekhawatiran, pasar saham masih tunduk pada aturan gravitasi," kata direktur pelaksana Boyar Value Group, Jonathan Boyar, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper