Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pak Erick Thohir, Saham BUMN Pimpin Lonjakan IHSG, Ada BBRI dan GIAA

Emiten BUMN mengisi jajaran saham dengan kenaikan tertinggi pada hari ini di tengah penguatan IHSG hampir 2 persen.
Pesawat Garuda bermasker
Pesawat Garuda bermasker

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan signifikan seiring dengan masuknya investor asing pada perdagangan Selasa (10/11/2020), terimbas sentimen vaksin Covid-19.

Pada akhir sesi II, IHSG naik naik 1,99 persen atau 106,73 poin menjadi 5.462,74. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 5.412,59 - 5.469,07.

Total transaksi mencapai Rp15,42 triliun. Terpantau 275 saham menguat, 178 saham koreksi, dan 158 saham stagnan.

Kapitalisasi pasar membumbung menuju Rp6.371,08 triliun. Investor asing cenderung melakukan aksi beli dengan net buy Rp1,79 triliun.

Emiten BUMN mengisi jajaran saham dengan kenaikan tertinggi pada hari ini. Saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) melonjak paling tinggi dengan penguatan 16,28 persen menuju Rp300.

Selanjutnya, saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) naik 11,39 persen menuju Rp880. Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) juga meningkat 10,36 persen ke level Rp1.385.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) pun meningkat 8,4 persen menjadi Rp4.000. Saham BBRI juga menjadi yang paling banyak diborong investor asing dengan net buy Rp1,1 triliun.

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menjelaskan bahwa kenaikan tajam indeks Dow Jones Industrial Average pada perdagangan Senin (9/11/2020) akan menjadi sentimen positif bagi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) kali ini.

“DJIA naik tajam 2,95 persen terdampak dari data uji coba Pfizer dan BioNTech yang menunjukkan vaksin Covid-19 produksi mereka lebih dari 90 persen efektif sehingga berpotensi mendorong IHSG mendarat kembali di level 5.400 Selasa ini,” ujar Edwin dikutip dari publikasi risetnya, Selasa (10/11/2020).

Dia juga menuturkan sentimen positif pendorong penguatan IHSG juga datang dari naiknya EIDO dan naiknya harga komoditas seperti minyak, CPO, dan batu bara sehingga berpotensi mendorong naik saham dibawah komoditas tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper