Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Naik, Cisadane Sawit Raya (CSRA) Raup Pendapatan Rp451,24 Miliar Kuartal III

Pencapaian itu berhasil tumbuh 20,6 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp374,25 miliar.
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perkebunan, PT Cisadane Sawit Raya Tbk., mencatatkan pendapatan sebesar Rp451,24 miliar sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini.

Pencapaian itu berhasil tumbuh 20,6 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp374,25 miliar. Lebih rinci, kinerja penjualan untuk periode Juli-September 2020 perseroan meningkat pesat 65,1 persen dibandingkan dengan perolehan kuartal sebelumnya.

Direktur Keuangan Cisadane Sawit Raya Seman Sendjaja peningkatan pendapatan penjualan yang cukup signifikan itu terutama dipicu oleh tren positif kenaikan harga jual rata-rata komoditi kelapa sawit.

Adapun, emiten berkode saham CSRA itu mencatatkan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) CPO hingga September 2020 naik sekitar 22,3 persen secara year on year (yoy). Selain itu, harga jual tandan buah segar (TBS) naik sebesar 29,5 persen secara yoy.

“[Peningkatan ASP itu] sejalan dengan mulai pulihnya harga CPO global yang juga berhasil diiringi oleh konsistensi pencapaian volume produksi TBS oleh perseroan,” ujar Seman seperti dikutip dari keterangan resminya yang diterima Bisnis, Selasa (10/11/2020).

Selain itu, Seman menjelaskan bahwa peningkatan penjualan perseroan juga dipengaruhi oleh konsistensi menjaga fokus produktivitas yang solid dan operasi yang efisien, sejalan dengan komitmen pengembangan berkelanjutan.

Hal itu tercermin dari volume produksi CSRA yang berhasil tumbuh 3,2 persen yoy dan yield produksi TBS tetap terjaga di kisaran 14,1 ton per hektare, tidak jauh berbeda dari perolehan periode yang sama tahun lalu.

CSRA pun melihat tren pertumbuhan produksi yang positif secara jangka panjang seiring dengan profil usia perkebunan yang tergolong ideal, mayoritas berada pada usia produksi prima yaitu di bawah 18 tahun.

Di sisi lain, kinerja operasional itu telah berdampak positif terhadap laba bersih hingga September 2020 yang berhasil naik signifikan menjadi Rp 64,01 miliar, atau tumbuh hingga triple digit, 360,17 persen yoy.

Menurut Seman, pencapaian profitabilitas yang solid itu mencerminkan strategi inovasi perusahaan dalam mengembangkan bisnis dan manajemen biaya untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

“Saya yakin dengan menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang baik dalam semua aktivitas bisnis, kita akan memberikan dampak langsung terhadap kinerja operasional Perusahaan,” papar Seman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper