Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Dekati Level US$2.000, Saham Emiten Tambang Emas Ikut Menghijau

Penguatan logam mulia itu menjadi momentum bagi pergerakan saham-saham emiten pertambangan emas.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas diproyeksi segera kembali masuk ke level US$2.000 per troy ounce menyusul katalis positif dari kemenangan Joe Biden dalam pemilihan Presiden AS. Sentimen itu dinilai siap menyulut naik saham-saham emiten tambang emas.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (9/11/2020) hingga pukul 17.11 WIB, harga emas di pasar spot masih bergerak di zona hijau, menguat 0,38 persen ke level US$1.958,7 per troy ounce.

Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2020 di bursa Comex naik 0,41 persen ke posisi US$1.959,7 per troy ounce.

Tim Riset Monex Investindo Futures mengatakan bahwa aksi beli emas masih berpeluang untuk lanjut dalam perdagangan jangka pendek dan mengincar level resisten baru US$1.970 per troy ounce.

“Potensi menguat mengincar resisten di US$1.970 per troy ounce di tengah outlook melemahnya dolar AS karena dampak kemenangan Joe Biden dalam pilpres AS,” tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam risetnya, Senin (9/11/2020).

Adapun, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak cenderung melemah di kisaran 92,335.

Analis PT Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan bahwa harga emas kembali bergerak naik setelah mematahkan fase Sideways dalam pola Triangle.

Liza memproyeksikan emas segera kembali ke level US$2.000 hingga US$2.025 per troy ounce dalam waktu dekat.

“Bahkan, menurut target dari pattern Triangle itu sendiri tidak tertutup kemungkinan untuk emas mampu kembali ke level tertinggi sebelumnya US$2.075 per troy ounce atau malah membuat level tertinggi baru US$2.125 per troy ounce dalam jangka menengah,” ujar Liza kepada Bisnis, Senin (9/11/2020).

Di sisi lain, penguatan logam mulia itu menjadi momentum bagi pergerakan saham-saham emiten pertambangan emas. Mayoritas saham kelompok sektor itu berhasil menutup perdagangan Senin (9/11/2020) berada di zona hijau.

Penguatan dipimpin oleh saham PT Central Omega Resources Tbk. (DKFT) yang naik hingga 20,51 persen ke posisi Rp188, diikuti saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) yang naik 10,22 persen ke level Rp1.240, dan saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) yang menguat 1,55 persen ke Rp1.965.

Namun sayang, momentum ini tidak dimanfaatkan oleh saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) dan PT Wilton Makmur Indonesia Tbk. (SQMI) yang berada di posisi yang sama pada perdagangan sebelumnya, masing-masing di Rp224 dan Rp214.

Selain itu, PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang memiliki portofolio tambang emas di Martabe juga melemah 0,48 persen ke posisi Rp20.875.

Sementara itu, secara umum sentimen kenaikan harga emas juga telah memicu kenaikan bagi saham-saham emiten tambang logam lainnya. Saham PT Timah Tbk., (TINS) berhasil tersulut naik 8,77 persen ke level Rp930 per saham dan saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) juga menguat 6,56 persen ke level Rp4.550 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper