Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SPPA Baru Obligasi Mulai Dijalankan, Ini Target BEI

Berdasarkan data BEI, transaksi harian efek bersifat surat utang dan sukuk (EBUS) yang tercatat di bursa sepanjang Januari hingga Agustus 2020 ini mencapai Rp40,02 triliun, terdiri atas transaksi obligasi pemerintah Rp38,59 T dan obligasi korporasi Rp1,42 T.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan efek bersifat surat utang dan sukuk (EBUS) yang ditransaksikan melalui sistem penyelenggara pasar alternatif (SPPA) baru dapat mencapai sekitar 3 persen dari total transaksi harian EBUS.

Berdasarkan data BEI, transaksi harian EBUS yang tercatat di bursa sepanjang Januari hingga Agustus 2020 ini mencapai Rp40,02 triliun, terdiri atas transaksi obligasi pemerintah Rp38,59 T dan obligasi korporasi Rp1,42 T.

Realisasi tersebut jauh di atas proyeksi bursa pada awal tahun ini yang sebesar Rp33,10 triliun.

Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan peningkatan transaksi di atas proyeksi tersebut akibat kondisi pasar yang tak biasa karena terjadi pandemi tahun ini.

“Estimasi ini dibuat sebelum pandemi dan ini sudah jauh melebihi karena setelah pandemi kita tahu banyak terjadi peningkatan transaksi. Kuta tidak tahu apakah ini akan berlanjut tahun depan atau tidak,” ujarnya dalam konferensi pers daring soft launching SPPA, Senin (9/11/2020)

Namun, untuk estimasi kue pasar dari transaksi via SPPA baru, Laksono mengatakan mereka masih berpegangan pada estimasi yang dibuat prapandemi yakni sekitar 3 persen dari perkiraan transaksi pada 2021 sebesar Rp37,48 triliun.

“Kita ambil yang moderat dulu, di 2021 nanti SPPA ini bisa mengakkomodir lebih kurang 3 persen dari seluruh transaksi, atau sekitar Rp1-2 miliar [dari total transaksi harian] tahun depan Rp36 T mungkin lebih,” tuturnya.

Dia optimistis pasar obligasi di Indonesia terus berkembang, termasuk aktivitas transaksi di dalamnya. Ini terlihat dari total nilai obligasi yang tercatat dan diperdagangkan di bursa yang terus bertumbuh dari tahun ke tahun.

Sebagai gambaran, berdasarkan data yang diolah dari DJPPR Kementerian Keuangan dan KSEI per akhir September 2020 total outstanding obligasi di pasar Indonesia mencapai Rp3.881 triliun.

Pun, jumlah tersebut dipestimasi bakal mencapai Rp4.432 triliun pada 2021 mendatang dan bisa menyentuh Rp5.237 triliun pada tahun setelahnya.

“Kalau kita lihat outstanding bond market kan besar sekali ya. Ini mau nggak mau tentunya outstanding akan naik, dan naiknya outstanding perdagangan juga meningkat,” tutur Laksono.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi mengatakan respons para pelaku pasar di pertama implementasi SPPA baru terbilang memuaskan dan mencatat adanya transaksi yang signifikan.

Hingga sekitar pukul 14.30 WIB hari ini, jumlah transaksi yang dilakukan melalui SPPA baru mencapai 22 transaksi dengan total volume 289 miliar dan nilai transaksi Rp309,6 miliar melalui beberapa partisipan.

“Tentu kami berharap kondisi yang baik di hari pertama ini akan terus dilakukan di hari-hari selanjutnya bahkan meningkat seiring dengan semakin terbiasanya dan semakin terjadinya transparansi penciptaan harga di SPPA baru ini,” tutup Hasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper