Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biden Menang Pilpres AS, IHSG Rawan Aksi Ambil Untung Pekan Depan

IHSG naik 4,04 persen sepekan dari 5.128,225 menuju 5.335,529 pada akhir sesi Jumat (6/11/2020). Bagaimana proyeksi pekan depan?
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dibayangi aksi ambil untung atau profit taking pada pekan depan menyusul kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden di Amerika Serikat.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan kapitalisasi pasar bursa naik 4,05 persen selama pekan 2 November 2020—6 November 2020. Kapitalisasi naik dari Rp5.958,186 triliun menjadi Rp6.199,566 triliun.

Sejalan dengan itu, IHSG naik 4,04 persen sepekan dari 5.128,225 menuju 5.335,529 pada akhir sesi Jumat (6/11/2020).

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menjelaskan bahwa indeks di pasar saham mayoritas menguat menyambut potensi kemenangan Biden pekan lalu. Hasil prediksi perhitungan menunjukkan calon presiden Amerika Serikat (AS) dari kubu Demokrat itu menang dengan 290 elektoral.

Pelaku pasar, lanjut dia, sangat memperhatikan pemilihan presiden (Pilpres) karena mempengaruhi kebijakan AS ke depan. Kendati demikian, dia menyorot potensi sengketa sangat mungkin terjadi sejalan dengan metode pemungutan suara.

Hans memprediksi pasar saham dunia termasuk Indonesia pada awal pekan mungkin menguat menyambut kemenangan Joe Biden dalam Pilpres AS.

“Tetapi sesudah itu sangat rawan mengalami aksi profit taking akibat kenaikan yang banyak pada minggu lalu,” ujarnya melalui riset, Minggu (8/11/2020).

Hans menyorot potensi sengketa politik di AS membawa peluang pelaku pasar melakukan aksi ambil untung. Resistance IHSG di level 5.381 sampai 5.500 dan support di level 5.246 sampai 5.161.

Di sisi lain, Hans menyebut ekonomi Indonesia resmi mengalami resesi pada kuartal III/2020. Namun, pertumbuhan lebih baik dari kuartal II/2020 dan dari banyak negara lain di dunia.

Dia menambahkan kenaikan kasus Covid-19 juga masih menjadi perhatian pasar. Kondisi itu telah membuat beberapa negara melakukan langkah penguncian kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper