Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC+ Tunda Penambahan Produksi, Harga Minyak Dunia Lanjutkan Kenaikan

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Desember 2020 terpantau naik 0,5 persen di level US$37,01 per barel pada New York Mercantile Exchange hingga pukul 08.23 waktu Singapura.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia melanjutkan tren positif setelah mencatat kenaikan tertinggi dalam tiga pekan terakhir pada Senin lalu. Hal tersebut ditopang olehsinyal OPEC+ yang akan menunda penambahan produksi minyak dunia

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (3/11/2020), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Desember 2020 terpantau naik 0,5 persen di level US$37,01 per barel pada New York Mercantile Exchange hingga pukul 08.23 waktu Singapura.

Selain itu, harga minyak Brent untuk kontrak bulan Desember 2020 melesat 4 persen dan berada di kisaran US$38,97 per barel setelah anjlok 4,6 persen pada sesi perdagangan sebelumnya.

Harga minyak berjangka di New York diperdagangkan di level US$37 per barel setelah naik 2,9 persen pada sesi perdagangan sebelumnya. Menteri Energi Rusia, Alexander Novak telah bertemu dengan perusahaan produsen minyak Rusia pada Senin kemarin untuk membahas penundaan penambahan pasokan minyak selama tiga bulan.

Sebelumnya, OPEC+ telah mengindikasikan selama beberapa pekan rencananya untuk menunda penambahan pasokan minyak dunia sebesar 2 juta barel per hari seiring dengan berkurangnya permintaan. Meski demikian, sejumlah negara angota OPEC+, seperti Irak dan Nigeria terlihat akan merusak upaya ini.

Data dari Bloomberg menunjukkan, produksi minyak harian yang dibukukan oleh OPEC+ naik 470 ribu barel per hari menjadi 24,74 juta barel per hari pada Oktober 2020.

Lonjakan kasus positif virus corona di Eropa dan AS serta kenaikan produksi minyak harian dari Libya membuat harga minyak sempat anjlok 6 persen pada pembukaan sesi perdagangan Senin lalu.

Chairman Trafigura Group Jeremy Weir menyatakan, gelombang kedua pandemi virus corona akan membuat permintaan minyak dunia anjlok di kisaran 88 hingga 89 juta barel per hari, atau lebih rendah 10 persen dari level 2019 menurut data dari International Energy Agency.

Pergerakan harga minyak pekan ini diprediksi akan fluktuatif seiring dengan dimulainya pemungutan suara secara fisik dalam pemilu AS yang akan menentukan masa depan sejumlah kebijakan seperti paket stimulus.

Sementara itu, China masih menjadi penopang permintaan minyak dunia seiring dengan kebijakan pemerintah setempat yang meningkatkan kuota penggunaan minyak impor dari perusahaan luar negeri sebesar lebih dari 20 persen. Kenaikan tersebut setara dengan 823 ribu barel per hari.

Berdasarkan data dari Bloomberg, Arab Saudi mengirimkan setidaknya 1,8 juta barel minyak mentah per hari ke China pada Oktober lalu. Catatan ini merupakan angka pengiriman minyak terbesar ke China sejak April lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper