Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Kembali Masuk ke Pasar Obligasi India

Data dari National Securities Depository Ltd. menyatakan, India masih mencatatkan net outflow sebesar 55,9 miliar rupee atau US$751 juta, namun tingkat kepemilikan asing pada obligasi negara mencatatkan kenaikan tertingginya tahun ini.
Mata uang rupee India. Istimewa
Mata uang rupee India. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Investor asing mulai kembali ke pasar obligasi melallui surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah.

Meski demikian, mereka terus melanjutkan penjualan obligasi korporasi seiring dengan pandemi virus corona yang berdampak negatif terhadap kinerja keuangan.

Data dari National Securities Depository Ltd. menyatakan, India masih mencatatkan net outflow sebesar 55,9 miliar rupee atau US$751 juta.

Meski demikian, data dari Barclays menyebutkan, tingkat kepemilikan asing pada obligasi negara mencatatkan kenaikan tertingginya tahun ini. Hal tersebut ditopang oleh pembelian obligasi jenis FAR routes, atau surat utang India yang memungkinkan kepemilikan asing secara penuh

Ekonom ING Groep NV di Singapura, Prakash Sakpal mengatakan, pandemi virus corona telah meredupkan outlook perekonomian India secara keseluruhan dan juga pendapatan perusahaan di negara tersebut.

“Hal ini juga ditambah dengan ketidakpastian kebijakan dan memburuknya kondisi kredit eksternal, terutama dengan prospek penurunan peringkat utang. Semua faktor tersebut membutuhkan kenaikan risiko premium,” jelansya.

Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi India dengan tenor 10 tahun menguat 13 basis poin sepanjang Oktober 2020 sekaligus menorehkan kenaikan terbesar sejak Mei lalu setelah bank sentral India mengumumkan sejumlah kebijakan baru, termasuk meningkatkan pembelian obligasi dari pasar terbuka.

Kebijakan tersebut turut mengimbangi kekhawatiran pelaku pasar akan pasokan surat utang yang tinggi setelah pemerintah India berencana menambah penerbitan obligasi untuk tahun 2020 sebesar 13,1 triliun rupee.

Penambahan penerbitan tersebut difokuskan untuk obligasi-obligasi dengan tenor pendek. Hal tersebut membuat perusahaan India yang berniat menerbitkan surat utang amat bergantung pada kebijakan bank sentral India untuk memastikan kecukupan likuiditas.

Secara keseluruhan, tingkat kepemilikan asing atas obligasi di India baru mencapai 3 persen, terpaut jauh dibandingkan Indonesia di kisaran 26 persen. Langkah signifikan India untuk membuka pasar obligasinya dilakukan pada Maret lalu saat negara tersebut memperbolehkan investor asing memborong obligasi yang diterbitkan pemerintah India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper