Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Wijaya Karya (WIKA) Tertekan Covid-19, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?

Sejumlah analis merekomendasikan untuk menahan saham perseroan menyusul pencapaian kinerja pada kuartal III/2020.
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah analis merekomendasikan tahan saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. setelah perseroan mengumumkan penurunan pendapatan dan laba per akhir kuartal III/2020.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Arief Budiman mengatakan bahwa pencapaian kontrak baru emiten berkode saham WIKA tersebut bakal menjadi sentimen negatif bagi pergerakan harga saham perseroan.

Di sisi lain, anggaran infrastruktur dari pemerintah yang lebih tinggi 47 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada 2021 senilai Rp414 triliun serta rencana pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) diharapkan mampu menjadi katalis positif.

“Pendapatan bisa turun terus [bahkan menyebabkan kerugian] jika kntrak baru tidak bisa pulih signifikan pada 2021,” tulis Arief dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg, seperti dikutip Selasa (3/11/2020).

Arief menuliskan bahwa WIKA tampak kesulitan mendapatkan kontrak baru pada tahun ini karena pengerjaan beberapa proyek dihentikan sementara.

Penghentian pembangunan tersebut bukan tanpa alasan karena pemerintah menerapkan pembatasan sosial untuk menahan laju penyebaran Covid-19.

Pada periode sembilan bulan pertama tahun ini, WIKA membukukan kontrak baru senilai Rp6,84 triliun per September 2020 atau turun 73 persen yoy.

Dengan pencapaian tersebut, WIKA baru merealisasikan sekitar 32 persen dari target kontrak baru pada 2020 yang senilai Rp21,37 triliun.

Sebelumnya, WIKA menyampaikan target laba bersih direvisi menjadi Rp208 miliar pada tahun ini atau lebih rendah sekitar 89 persen dibandingkan 2019. Adapun, pendapatan diharapkan mencapai Rp16,9 triliun pada tahun ini.

Analis CGS-CIMB Sekuritas Indonesia Aurelia Barus menambahkan kontrak baru yang didapatkan WIKA pada periode Januari - September 2020 merupakan yang terendah sejak 2010.

“Ukuran kontrak WIKA biasanya dapat dibandingkan [setara] dengan PT PP (Persero) Tbk. dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk., tapi hasil [saat ini] di luar dugaan jauh lebih rendah,” tulis Aurelia.

Aurelia memperkirakan bisnis properti serta dana operasional yang tinggi akan tetap menekan kinerja WIKA pada tahun ini dan 2021.

Arief dan Aurelia sama-sama merekomendasikan tahan untuk saham WIKA. Ciptadana Sekuritas memberikan target harga Rp1.200 per saham dengan perkiraan PBV (Price to Book Value) sebesar 0,8 kali.

Sementara target harga dari CGS-CIMB Sekuritas untuk WIKA ditetapkan Rp1.150 per saham berdasarkan perkiraan 2021 PBV 0,8 kali versus ROE (Return on Equity) 5,3 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper