Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Order Masih Deras, Mark Dynamics (MARK) Yakin Omzet Naik 72 Persen Tahun Depan

Mark Dynamics menargetkan penjualan tahun depan bisa tumbuh 72 persen seiring dengan peningkatan permintaan sarung tangan. Perseroan secara bertahap juga akan membangun pabrik baru untuk menambah kapasitas.
Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk, Ridwan Goh. Istimewa
Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk, Ridwan Goh. Istimewa

Bisnis.com, MEDAN- Emiten cetakan  sarung tangan PT. Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) menargetkan penjualan sebanyak Rp879,4 miliar pada 2021 atau naik 72 persen dari proyeksi tahun ini.

Hingga kuartal III/2020, emiten bersandi saham MARK itu telah mencetak penjualan Rp344 miliar. MARK yang memproduksi cetakan sarung tangan untuk keperluan medis, rumah tangga, maupun manufaktur ini juga mampu menjaga laba kotor sebanyak Rp142,63 miliar sehingga margin laba kotor tercatat 41,17 persen.

Sebelumnya, manajemen MARK menyebut hingga akhir 2020 perseroan memproyeksikan perolehan laba bersih menjadi sebesar Rp110 miliar dan penjualan Rp440 miliar.

Direktur Mark Dynamics Ridwan Goh mengatakan permintaan sarung tangan selama pandemi Covid-19 terus meningkat sehingga berdampak positif terhadap kinerja perseroan.

Berdasarkan data Malaysian Rubber Glove Association (MARGMA),  permintaan sarung tangan global tumbuh 30 persen selama tahun 2020, disumbang kenaikan China, Indonesia, Bangladesh, dan beberapa negara lainnya.

“Jadi selama pandemi Covid 19 ini, permintaan akan sarung tangan kesehatan berada pada tingkat permintaan yang belum pernah dialami sebelumnya. Pada situasi pandemi sebelumnya juga terjadi lonjakan permintaan tetapi tidak setinggi saat ini,” kata Ridwan, dikutip Jumat, (30/10/2020).

Di sisi lain, Ridwan juga menyampaikan kapasitas produksi MARK per tahun akan tumbuh rata-rata 44 persen hingga 2022. Kapasitas akan meningkat karena perseroan berencana membangun pabrik baru di Desa Dalu, Tanjung Morawa. Target produksi sarung tangan per hari menjadi 1,1 juta unit per bulan.

Sejalan dengan ekspansi tersebut, MARK mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp150 miliar. Angka ini sudah mencakup biaya untuk mendirikan bangunan, pembelian mesin serta instalasi mesin.

Saat ini MARK mencatatkan harga saham mereka di papan Bursa Efek Indonesia seharga Rp825 per lembar saham.  Harga ini melambung 82,52 persen dibandingkan awal tahun 2020 sebesar Rp452.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper